Tarakan – Seni budaya melalui sastra merupakan pendekatan lunak yang efektif dalam menangkal paham radikal terorisme dan meningkatkan daya tangkal masyarakat.
Demikian diungkapkan oleh Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung dalam sambutannya pada kegiatan Dialog Pelibatan Komunitas Seni Budaya Dalam Pencegahan Terorisme dengan tema “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal,” bertempat di Hotel Galaxi, pada hari ini, Kamis, (07/9/2017).
Menurutnya, kegiatan ini merupakan ikhtiar untuk mengajak masyarakat mewaspadai paham radikal terorisme untuk merawat kesatuan dalam kebhinekaan Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai Sinergi yang terjalin antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dengan masyarakat terutama komunitas pecinta seni budaya.
Komunitas seni budaya menjadi sangat penting dilibatkan dalam upaya membentengi masyarakat dari paham radikal terorisme. Melalui pendekatan seni dan budaya anak – anak muda dapat berkontribusi dengan kreatifitas yang positif.
“Tarakan bukan zona merah karena adanya cinta, perdamaian dan mengandung nilai konservasi dimana masyarakat selalu menjaga hubungan yang harmonis sehinga tidak mudah dipecahbelah oleh kelompok-kelompok radikalisme ditambah kewaspadaan masyarakat dalam deteksi dini paham radikal terorisme serta meningkatkan peran serta masyarakat khususnya komunitas seni budaya dalam rangka sinergi pencegahan terorisme,” tuturnya.
Karenanya dalam kegiatan dialog tersebut BNPT melalui FKPT Tarakan, Kalimantan Utara melibatkan Komunitas Pecinta Seni Budaya, Guru, Pelajar setingkat SMA dan Mahasiswa.
Menurut Andi Intang kesenian sebagai Cipta Rasa dan Karsa manusia yang digali dari nilai-nilai luhur masyarakat dapat didayagunakan untuk menangkal ideologi kekerasan dan menguatkan semangat perdamaian. Sastra merupakan cabang dari kesenian merupakan elemen penting untuk menghaluskan perasaan dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan.