Jakarta – Santri adalah sebutan bagi para pencari ilmu yang berguru di pesantren-pesantren. Tapi dalam arti luas lagi, santri itu memiliki arti yang sangat mendalam. Salah satunya adalah arti santri versi Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
“Ada beberapa arti dari kata santri, mulai dalam versi Jawa, bahkan thamil. Tapi Ansor lebih suka dengan arti santri versi bahasa inggris yaitu sun (matahari) dan three (tiga),” kata Ketua Umum GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Minggu (22/10/2017).
Pernyataan ini dilontarkan oleh Yaqut Cholil dalam rangka memperingati Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober 2017 ini. Ia menjelaskan bahwa matahari adalah sumber energi yang tidak habis-habis dan matarahari menerangi alam semesta di siang hari.
“Kami lebih suka dnegan makna ini karena selain bisa menjadi perwujudkan dari matahari yang merupakan sumber energi, santri juga sekaligus memiliki makna yang luar biasa bila kita urai satu per satu,” jelas anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB ini.
Menurutnya, tiga matahari itu bisa dipahami sebagai iman, islam, dan ihsan. Tiga hal inilah yang dipelajari para santri selama menimba ilmu sebagai generasi muda Indonesia. Artinya, ketika orang memilih menjadi santri, berarti mereka akan menjadi makhluk Allah yang sempurna karena dia wajib memiliki tiga matahari itu yaitu memiliki keimanan, keislaman, dan keihsanan.
Yaqut menguraikan bahwa semua tahu bahwa Islam mengajarkan kedamaian, iman mengajarkan keyakinan tiada Tuhan selain Allah, dan ihsan selalu merasa Allah berada di depan kita sehingga apapun yang dilakukan para santri selalu yakin itu dalam perhatian Allah.
Dalam konteks keindonesiaan, jelas putra KH. Muhammad Cholil Bisri ini, santri memiliki jasa luar biasa bagi negeri ini. Salah satunya adalah kemerdekaan Indonesia yang juga hasil perjuangan para santri. “Kita ingat bagaimana resolusi jihad difatwakan oleh KH. Hasyim Ashari dan semua yang terlibat dalam peperangan itu adalah santri. Artinya bahwa santri ikut serta dalam memerdekan negara ini,” tukas Gus Tutut, panggilan karib Yaqut Cholil Qoumas.
Mengingat kapasitas santri yang memiliki keimanan, keislaman, dan keihsanan, Yaqut meyakini bahwa santri adalah orang paripurna. Orang yang memiliki semua syarat untuk membuat negara ini berdiri tegak sama dengan negara lain, sekaligus memperkuat persatuan NKRI dalam mencegah ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.
“Beri santri kesempatan, maka santri akan membuktikan bahwa santri memiliki kemampuan untuik menegakkan Indonesia berdiri sejajar dengan negara lain,” tuturnya.
Di tengah berbagai dinamika bangsa sekarang ini, tegas Yaqut, santri siap mengabdi dengan keindonesia, keislaman, dan kemanusiaan itu. “Santri akan selalu berada di garda terdepan sebagai pengawal dan penerang dalam menyuarakan persatuan dan keutuhan NKRI dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Gus Tutut.