Kupang – Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah
Kelurahan Batakte, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang konsisten
dan berkomitmen menolak Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi.
Penolakan tersebut disampaikan secara tegas saat sosialisasi yang
diselenggarakan MUI Kabupaten Kupang, di Pondok Pesantren tersebut
yang berlangsung, Sabtu (23/9/2023).
Sosialisasi dengan tema: “Sebagai Generasi Penerus Bangsa Indonesia
Kita Terus Gelorakan Rasa Cinta Tanah Air Dengan Semboyan Bhineka
Tunggal Ika. Tolak Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi dari Bumi
Indonesia” disambut baik bagi para santri dengan menghadirkan Ketua
MUI Kabupaten Kupang Ustad Jamal Mustafa sebagai pembicara.
Dalam kesempatan itu Ketua MUI Kabupaten Kupang, Ustad Jamal Mustafa
mengaku setiap santriawan dan santriwati harus memiliki komitmen untuk
mempertahankan terciptanya persatuan yang harmonis diantara setiap
manusia.
Ia mengatakan Allah SWT menciptakan setiap manusia yang sama, sehingga
tidak adanya perbedaan diantara manusia. Oleh sebab itu, dirinya
dengan tegas menyuarakan arti sebuah persatuan yang harmonis.
“Tema ini membawa kesejukan buat kita. Sehingga kita harus berusaha
untuk terus berjuang mempertahankan persatuan yang harmonis. Allah SWT
menciptakan kita semua manusia sama, tidak ada perbedaan diantara
kita,” katanya.
Dirinya juga mengaku bahwa ada tiga pokok penting yang harus
diterapkan oleh para satri di Pondok Pesantren itu yakni kuatkan
keimanan kepada Allah SWT, Menjalin silaturahmi dengan sesama Manusia,
serta selalu menjaga keamanan dan ketentraman di tengah-tengah
masyarakat.
Ia mengaku ketiga unsur ini jika dijalani dengan baik maka akan
terciptanya ketentraman dan kenyamanan yang begitu harmonis.
“Menjalankan tiga amanah ini, maka ke depan adik-adik sekalian akan
menjadi orang-orang hebat yang berguna bagi nusa dan bangsa,”
sebutnya.
Menanggapi sejumlah pertanyaan, Ketua MUI Kabupaten Kupang, Ustad
Jamal Mustafa menegaskan toleransi berarti menghargai satu sama lain
dan tidak memandang perbedaan. Sedangkan Intoleransi artinya tidak
saling menghargai, sehingga hal itulah yang ditolak. Karena katanya
setiap perbuatan baik manusia sudah dicatat oleh Allah SWT.
Ia berpesan kepada para santri tersebut agar terus menerapkan jiwa
toleransi serta terus menghargai dan menghormati perbedaan dalam
kehidupan sehari-hari.