Klaten – Santri milenial Jawa Tengah bertekad untuk memperkokoh nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dengan mendeklarasikan Anti Hoaks. Deklarasi itu digelar di Pondok Pesantren Al Barakah Gunting, Wonosari, Klaten, Sabtu (30/3/2019).
Deklarasi tersebut disaksikan dan ditandatangani pula oleh Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan KH Ghaffar Rozin, Wiryanta dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Barakah KH Adnan Muallif.
Panitia Kiai Abul Khoir mengatakan, generasi milenial memikul tanggung jawab mengembangkan dan menyebarkan konten-konten posistif di media sosial.
“Konten negatif seperti hoaks yang mengancam perpecahan itu harus dilawan” katanya dikutip dari laman nu.or.id.
Baca juga : Waspada Ideologi Khilafah dan Kekerasan Meski ISIS Telah Hancur
Acara yang diinisiasi oleh Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), Kominfo dan Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan ini dihadiri oleh dua ratus peserta dari perwakilan RMI, IPNU-IPPNU, AIS dan santri dari pesantren se-Jawa Tengah.
Sebagai upaya serius membekali santri milenial, panitia mengundang pembicara yang kompeten seperti Derektur NU Online Savic Ali, Pakar Aswaja PWNU Jawa Tengah M Ulil Albab Aswaja, SAM Kominfo Gun Gun Siswadi, dan Youtuber kondang Rio Ardhilah.
Berikut bunyi deklarasi Santri Milenial Jateng:
1. Kami santri milenial Jawa Tengah dengan tegas menolak segala macam penyebaran berita hoaks sekaligus menolak penggunaan agama sebagai sumber ajaran kebencian dan kepentingan politik praktis.
2. Kami santri milenial Jawa Tengah bertekad menebar Islam ramah di masyarakat, maupun media sosial dan selalu akan merawat perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Pancasila dan NKRI.
3. Kami santri milenial Jawa Tengah menolak segala macam upaya yang mengganggu proses Pemilu, dan mendukung penindakan tegas terhadap para pengacau.