Jakarta – Santri harus menjadi duta dalam pencegahan paham radikal terorisme, utamanya di dunia maya atau media cyber. Caranya, santri yang telah dibekali ilmu agama yang baik bisa berdakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam secara utuh sesuai ajaran Rasulullah SAW melalui internet dan media sosial.
“Santri bisa menebarkan hadits yang indah dan bagus, ayat-ayat Al Quran yang lengkap supaya orang tahu sehingga tidak melakukan kekerasan, makan haram, maksiat, tidak menggunjing, tidak dusta, apalagi memfitnah dan membunuh. Seandainya dalam sehari, satu santri memposting satu ayat, satu hadits, perilaku Rasulullah SAW yang indah, itu pasti bermanfaat bagi umat agar tidak terkena ‘virus’ dari kelompok radikal terorisme,” papar Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Menurutnya, pesantren adalah lembaga yang mengajarkan agama Allah secara utuh. Karena itu selama digembleng di pesantren, santri diajarkan agama tidak hanya masalah ibadah, tapi juga akidah, akhlak, ekonomi, budaya, dan sosial. Latar belakang itu akan membuat peran santri dalam meluruskan paham radikal terorisme akan lebih efektif.
Tidak hanya untuk memberikan pemahaman kepada orang lain, lanjut Satori, dengan pengetahuan santri tentang Islam yang utuh juga akan menjadi benteng pribadi para santri sendiri agar tidak terjebak dan termakan bujuk rayu untuk mengikuti paham radikal terorisme.
“Santri wajib mengokohkan agama dengan baik, berta’amul dan bermuamalah dengan lainnya agar semuanya menjadi indah dan damai,” tutur pengasuh beberapa pesantren di Jawa Barat dan Banten itu.
Satori mengumpamakan bahwa yang namanya internet itu seperti hutan belantara. Di sana banyak ‘bangkai dan kotoran’, tapi juga banyak hal-hal yang bermanfaat. Hal itu harus disadari para santri bila melakukan aktivitas di dunia internet. Bila saa tidak memiliki pemahaman agama yang utuh, ia khawatir bila ada informasi dari web dan akun tertentu bisa membuat mereka terperosok melakukan perbuatan anarkis, teroris, serta perbuatan tidak toleran lainnya.
“Maka kewajiban para ulama dan ustadz, bagaimana menampilkan Islam secara utuh dan menyampaikan ajaran islam seperti yang dibawa Rasulullah SAW, indah, lembut, penuh dengan kasih sayang. Insya Allah dengan bekal itu, santri bakal mampu menjadi duta bagi bangsa ini dalam memerangi propaganda radikal terorisme di dunia maya,” pungkas Ahmad Satori Ismail.