Santri dan Mahasiswa Garut Gelar Diskusi Penyebaran Radikalisme Sebagai Literasi Informasi

Garut – Sejumlah santri di Garut, Jawa Barat melakukan diskusi bersama mahasiswa terkait penyebaran radikalisme. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Pesantren Nurul Falah, Kecamatan Malangbong, Sabtu (22/7/2023).

Dosen Fakultas Informasi dan Komunikasi Universitas Garut (Fkoimfo Uniga), Chotijah Fanagi mengatakan, diskusi ini merupakan bagian dari riset yang dilakukan olehnya terkait kontra narasi penyebaran paham radikalisme di Garut.

Riset ini merupakan bagian dari upaya monitoring efektivitas program kontra narasi yang pernah dilakukan oleh Fatayat NU Garut pada tahun 2022.

“Tujuan dari diskusi ini untuk mengevaluasi efektivitas dan dampak kegiatan literasi informasi yang dilaksanakan oleh Fatayat NU pada tahun sebelumnya, yang bertujuan sebagai kontra narasi radikalisme,” ujarnya.

Ia menuturkan, pesan-pesan Islam yang diajarkan oleh pesantren dan Fatayat NU dianggap damai dan toleran oleh santri.

Hal itu menurutnya penting untuk dinarasikan kembali oleh para santri sebagai kontra narasi radikalisme yang cenderung menjadikan Islam sebagai alasan dalam melakukan kekerasan, ujaran kebencian serta memecah belah persatuan atas nama agama.

Selain itu, para santri juga menyampaikan pentingnya pengetahuan yang didapat dari kegiatan literasi informasi untuk disampaikan kepada keluarga mereka di rumah.

“Mereka menyadari bahwa ilmu dan literasi seperti ini merupakan benteng pertahanan utama dalam masyarakat untuk menanggulangi permasalahan radikalisme di berbagai aspek kehidupan,” ungkapnya.

Termasuk nantinya para santri tersebut memiliki tugas menyampaikan pesan-pesan damai dan toleran terhadap kelompok masyarakat mereka di kampung halamannya.

Chotijah menjelaskan, dalam masyarakat penyebaran informasi yang tepat dan akurat sangat penting dalam melawan penyebaran paham radikal terorisme.

“Oleh karena itu, hasil riset ini menjadi penting untuk melihat model literasi informasi yang efektif yang telah dilakukan oleh organisasi perempuan Fatayat NU di beberapa pesantren mitra,” tandasnya.