Washington – Media sosial kelompok ISIS kembali dibombardir unggahan foto-foto porno. Kali ini Telegram yang jadi sasarannya. Hal itu tampaknya menyebabkan frustrasi di antara anggota organisasi teroris tersebut.
Pada tahun 2016 lalu, seorang anggota kelompok peretas Anonymous menyusupi ratusan akun Twitter pendukung ISIS, membanjirinya dengan pornografi.
Sekarang, seperti diberitakan Al Arabiya, Kamis (24/9), tampaknya seseorang telah memposting pornografi di saluran media sosial ISIS lagi. Cole Bunzel, Satu di antara peneliti di lembaga think tank Stanford University’s Hoover Institution di Twitter mengutarakan hal tersebut.
“Frustrasi di Telegram ISIS ketika tamu yang tidak diinginkan terus memasukkan pornografi ke dalam obrolan dan moderatornya MIA [Missing in Action]. Saya mencoba untuk menghapus dia dan pesannya tidak bisa. Di mana moderator?”, tulis Bunzel pada Kamis 17 September 2020.
Sejauh ini belum diketahui siapa dalang peretasan media sosial ISIS terbaru ini. Tak ada detail yang muncul mengenai siapa di balik gangguan saluran pesan milik kelompok teroris itu. Juga tak ada bukti bahwa sumber aksi tahun 2016 Anonymous atau peretas Anonim yang dikenal sebagai Wauchula Ghost berada di belakang aktivitas spam terbaru.
Wauchula Ghost mulai mengirim spam ke akun Twitter ISIS setelah seorang pendukung organisasi teror yang berbasis di Timur Tengah, Omar Mateen, menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya dalam penembakan di kelab malam Pulse Juni 2016 di Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Berbicara kepada CNN, peretas berkata, “Kami mulai mengambil alih akun mereka dengan gambar porno dan kebanggaan gay pada dasarnya hanya untuk menjebak mereka. Kami pikir menempatkan gambar telanjang akan menyinggung perasaan mereka.”
Wauchula Ghost mengatakan dia bekerja dengan peretas lain untuk mengoordinasikan serangan mereka terhadap akun ekstremis. Ia mengaku biasanya dapat mengakses akun mereka dalam waktu kurang dari satu menit karena kemampuan teknis terbatas pendukung ISIS.
Bahkan pada tahun 2015, peretas Anonymous menyerukan orang-orang untuk menjebak ISIS melalui Facebook, Instagram dan Twitter, pada hari yang dijuluki sebagai ISIS Trolling Day, NBC New York yang berbasis di AS melaporkan pada saat itu.
Menyusul serangan November 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang, kelompok peretas mengumumkan akan melakukan serangan dunia maya besar-besaran terhadap organisasi teroris tersebut.