Jakarta – Polda Aceh mengungkap profesi lima terduga teroris pendukung ISIS yang ditangkap di wilayah hukum Polda Aceh karena terkait dengan rentetan teror sebelumnya. Profesi mereka beragam mulai dari nelayan hingga aparatur sipil negara (ASN).
Hal ini dikatakan Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy saat dihubungi Beritasatu.com, Senin (25/1/2021). Winardy juga menjelaskan, ke lima terduga teroris yang ditangkap di di Kota Langsa, Banda Aceh, dan di Aceh Besar itu masih diperiksa di Polda Aceh sebelum diboyong ke Jakarta.
Terduga teroris beinisial UM alias AA alias TA berprofesi sebaga pedagang buah-buahan. Terduga berinisial RA dan SA alias S serta RA memiliki profesi buruh atau tukang, MY berprofesi wiraswasta. Ia memiliki usaha perikanan dan kafe.
“Sedangkan SJ alias AF berprofesi sebagai pegawai negeri atau aparatur sipil negara di Pemkab Aceh Timur,” kata Winardy.
Seperti diberitakan, mereka adalah pendukung khilafah ISIS yang terkait dengan pengeboman bunuh diri Polrestabes Medan dan juga jaringan teroris Riau. Kelima terduga teroris itu ditangkap sejak Rabu (20/1/2021) dan Kamis (21/1/2021) di sejumlah tempat.
Pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan adalah Rabbial Muslim Nasution pada 13 November 2021. Bom ini diotaki oleh Salman Alfarizi yang merupakan ketua Jamaah Ansharu Daulah (JAD) Belawan, Medan.
Salman sempat melarikan diri dan bersembunyi di sebuah rumah di Desa Brandang, Tanjung Gunteng, Ranto Peureulak, Aceh Timur. Ia ditangkap pada 26 November 2019. Kelompok teroris Aceh inilah yang punya kaitan dengan Salman.
Bersama mereka juga disita beberapa barang bukti seperti bom rakitan dan bahan-bahan pembuat bom. Mereka diduga hendak melakukan aksi teror di Provinsi Serambi Mekkah itu.