London – Ancaman dan propaganda pembunuhan yang dilakukan pendukung kelompok teror Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) melalui berbagai poster, memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Perayaan Natal dan tahun baru di berbagai belahan dunia, termasuk yang menjadi target kelompok teror itu. Perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia, juga tidak luput dari ancaman teror yang dilakukan kelompok itu.
Bintang Portugal dan Real Madrid, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi (Argentina dan Barcelona), da sejumlah pesepakbola dunia lainnya, juga menjadi sasaran teror melalui poster yang dilakukan ISIS. Poster-poster itu dibuat oleh Islamic Bliss Wafa Media Foundation yang merupakan corong propaganda ISIS. Intinya, mereka ingin menyebarkan ketakutan kepada bintang sepakbola dan pendukung tim nasional.
Rusia sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018, tentu saja meningkatkan keamanan dan kewaspadaan menjelang dan selama perhelatan sepakbola dunia itu berlangsung. Apalagi negara yang dipimpin Vladimir Putin itu termasuk yang aktif dalam memerangi kelompok teror ISIS di Irak dan Suriah. Keamanan di 11 kota Rusia, di mana Piala Dunia berlangsung dari 14 Juni-15 Juli 2018 tentu menjadi perhatian utama.
Poster bertuliskan kata-kata ‘Just Terorisme’ dengan tagline ‘Anda sedang melawan sebuah negara yang tidak mengenal kata kegagalan’, menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang tengah dilakukan kelompok itu. Poster yang diluncurkan pada pekan lalu, menunjukkan simbol Piala Dunia di samping seorang pria bertopeng memegang sebuah sub mesin dengan teks ‘Wait for Us’.
Poster-poster dan ancaman dari pendukung kelompok teror ISIS itu, sudah membanjiri media sosial dengan gambar Jihadi yang membawa senjata dan sebuah bom yang membawa bendera hitam yang terkenal dari rezim tersebut. Poster ancaman untuk Piala Dunia menunjukkan seorang jihadis Rusia yang ingin membawa kekacauan dan pembantaian pada turnamen tersebut.
Menyikapi hal itu, Ian Brzezinski yang merupakan anggota Atlantic Council mengataka, ekstremis Islam tetap menjadi perhatian utama pemerintahan Vladimir Putin. “Meski doktrin pertahanan pemerintah Vladimir Putin menyatakan AS da NATO sebagai ancaman terbesar Rusia, saya selalu merasa bahwa dia menganggap ancaman dari ekstrimis Islam sebagai ancaman paling mendesak,” kata Brzezinski seperti dikutip dari kantor berita ‘reuters’, Selasa (5/12/2017).
Ribuan orang Rusia yang berasal dari Chechnya diperkirakan sudah melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk memperjuangka ISIS. Para ahli di Moskow percaya sekitar 2.400 bergabung dengan kelompok teror itu pada tahun 2015 saja. “Saat ini, mungkin mereka sudah berada di antara jutaan warga Rusia. Bisa jadi mereka fokus untuk menghancurkan citra Rusia melalui teror di Piala Dunia,” jelas Brzezinski.