Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin

Rusia Klaim Sudah Bebaskan Suriah Dari ISIS

Moskow – Militer Rusia yang berjuang bersama pasukan Presiden Bashar al-Assad, mengklaim keberhasilan mereka membebaskan Suriah dari cengkraman kelompok teror Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Walau pun masih ada angota kelompok teror itu yang tersisa, mereka sudah melarikan diri ke daerah gurun pasir yang terpencil dan terbentang antara Suriah sampai Irak.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia, Jenderal Valery Gerasimov mengatakan, kelompok teror ISIS telah berhasil dikeluarkan dari benteng terakhir mereka di Lembah Efrat. “Saat ini, sudah tidak ada wilayah Suriah yang dikuasai oleh kelompok teror ISIS. Mereka sudah dikalahkan dari semua wilayah yang mereka kuasai,” kata Valery Gerasimov seperti dikutip dari ‘dailymail.co.uk’, Kamis (7/12/2017).

Militer Rusia telah berjuang bersama pasukan Suriah yang berada di bawah kendali Presiden Basahr al-Assad sejak 2015. Pada November 2017 lalu, mereka mencapai kemenangan besar setelah berhasil merebut kota Deir Ezzor dari cengkraman kelompok teror ISIS. Itu adalah kemenangan besar yang berhasil dilakukan untuk mengusir ISIS dari kota terakhir yang mereka kuasai.

ISIS diusir dari Suriah ketika pasukan pemerintah yang didukung Rusia merebut kota perbatasan Al-Qaim. Kelompok pejuang yang tersisa telah melarikan diri ke padang gurun yang luas dan terpencil yang mencakup Suriah dan Irak. Tetapi, keberadaan kelompok teror ISIS tersebut tetap diburu dan dibawah pengawasan ketat pemerintah.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga mengkonfirmasi keberhasilan pihak militer merebut kota-kota yang sebelumnya dikuasai ISIS. “Memang ada beberapa titik yang belum sepenuhnya bebas dari pengaruh ISIS, tetapi kekuatan yang mereka miliki sudah jauh berkurang. Saya tekankan bahwa kekalahan atas ISIS adalah kemenangan atas terorisme,” jelasnya.

Ditambahkan, saat ini fokus akan beralih ke proses politik dan membangun kembali kota-kota yang hancur akibat perang, termasuk pemilihan presiden dan parlemen. “Sangat penting untuk menetapkan Kongres Rakyat Suriah, sebuah konferensi perdamaian yang sudah kami usulkan. Rusia telah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah, yang akan mengarah pada persiapan sebuah konstitusi baru dan kemudian pemilihan presiden dan parlemen,” lanjutnya.

ISIS sudah kehilangan seluruh wilayah kekuasaannya yang direbut sejak 2014 dan menjadikan mereka sebagai kelompok teroris paling kuat di dunia. Intervensi militer Rusia dalam perang saudara Suriah pada tahun 2015 telah mengubah gelombang konflik yang didukung Moskow, di mana Presiden Suriah Bashar al-Assad dan melawan kelompok teror ISIS yang berusaha mengusirnya.