Jakarta – Muhammad Ilham Syahputra, warga negara Indonesia yang ditangkap militer Filipina rupanya ditengarai sudah tewas pada April 2017. Hal itu dikatakan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/11/2017).
“Pada April 2017 lalu kita merilis bahwa ada dugaan seorang WNI dalam pertempuran yang dilakukan militer Filipina saat menyerang, saat ingin mengalahkan para teroris di wilayah Marawi,” katanya.
Saat itu, katanya, Ilham sempat diduga tewas lantaran ditemukan paspor atas namanya ketika militer Filipina bertempur dengan teroris di Marawi, Filipina Selatan. Walau demikian jasad Ilham tak ditemukan di lokasi.
“Ketika itu terdapat satu paspor atas nama saudara Ilham. Dari situ kita ingin katakan karena yang didapatkan paspor dan kemudian tidak ditemukan mayat yang bersangkutan, sehingga diduga pada saat itu telah meninggal dunia,” ucap Martinus.
Namun, Ilham akhirnya berhasil ditangkap ketika militer Filipina melakukan penyisiran. “Ditangkapnya saudara Muhammad Ilham Syahputra, usia 32 tahun di Marawi oleh Otoritas Filipina saat penyisiran di wilayah Marawi,” katanya.
Berdasarkan hasil koordinasi Filipina dengan Indonesia, kata Martinus, hingga kini WNI yang diamankan terkait kelompok militan Maute hanya Ilham. Ilham sendiri ditangkap berikut barang bukti berupa granat, pistol, paspor Indonesia atas nama KH dan beberapa lembar mata uang asing.
Martinus mengatakan, pemerintah tetap harus melakukan perlindungan terhadap WNI itu meski mendukung ISIS. Martinus menyebut Polri telah berkomunikasi dengan Kepolisian Filipina untuk memroses Ilham sesuai dengan aturan hukum internasional.
“Apa pun WNI itu, dalam kaitan apa, tentu perlindungan Indonesia tetap harus dilakukan. Oleh karenanya melalui Kepolisian Filipina, kita sampaikan bahwa agar hak WNI ini bisa dilakukan sesuai dengan aturan internasional. Misalnya didampingi pengacara dan perlakuan-perlakuan terhadap tahanan harus sesuai dengan standar internasional,” kata perwira menengah itu.
Indonesia akan terus membangun komunikasi dengan Pemerintah Filipina supaya bisa memberikan perlindungan terhadap Ilham.
Sebagaimana diberikan, Wakil Komandan Satuan Tugas Marawi Kolonel Romeo Brawner mengatakan, Ilham ditangkap oleh komunitas penjaga perdamaian di Marawi pada Rabu (1/11/2017) pagi waktu setempat.
Penangkapan Ilham dilakukan sehari setelah seorang militan pro-ISIS dilumpuhkan dan sembilan hari setelah Filipina mengakhiri operasi militer di Marawi. Lebih dari 1.100 orang, yang kebanyakan militan, tewas dalam pertempuran sengit antara militan pro-ISIS dengan militer Filipina selama beberapa bulan di Marawi.