Royal College of Defence Studies Belajar Tanggulangi Terorisme ke BNPT

Jakarta — Tidak ada satu negara pun yang kebal dari aksi terorisme. Hal ini disampaikan oleh Deputi bidang Kerjasama Internasional BNPT, Brigjen Pol Drs. Hamidin, saat menerima kunjungan dari Royal College of Defence Studies (RCDS). Ia menegaskan bahwa terorisme adalah masalah global dan masalah kemanusiaan.

“Tidak ada negara yang bisa menangani terorisme sendirian butuh kerjasama. Di Indonesia pun kita BNPT tidak bisa bergerak sendirian, kita didukung oleh kementrian dan lembaga terkait,” kata Drs. Hamidin di gedung BUMN Jakarta, Rabu (17/05/2017).

Dalam pertemuan ini, Deputi bidang Kerjasama Internasional juga menjelaskan program-program BNPT salah satunya program deradikalisasi. Menurutnya program ini harusnya dilakukan oleh setiap negara.

“Ini adalah salah satu program bagus dalam mencegah munculnya bibit terorisme baru, pendekatan yang efektif yang dilakukan di Indonesia sejauh ini,” jelasnya.

Ketua Delegasi The Royal College of Defence Studies Rear Admiral John Kingwell kagum dengan langkah Indonesia dalam menanggulangi terorisme. Ia melihat BNPT memiliki langkah pencegahan yang bagus dan efektif.

“Program BNPT sangat bagus seperti dalam bidang pencegahan ada program deradikalisasi. Saya melihat ini langkah efektif yang dilakukan BNPT dalam menanggulangi terorisme. Ini terlihat dari jumlah orang yang keluar untuk bergabung dengan kelompok radikal jumlahnya hanya sedikit dari Indonesia dibandingkan dengan negara lain” jelas Kingwell.

Ia juga memuji langkah yang dilakukan BNPT dalam memberikan edukasi kepada para napi terorisme.

“Pendekatannya sangat menarik, memberikan edukasi dan mengunjungi langsung napi terorisme untuk mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat. Harus kita contoh,” ungkapnya.

Kunjungan Royal College of Defence Studies ke BNPT ini merupakan agenda studi mereka dalam mempelajari strategi hubungan internasional, khususnya dalam bidang penanggulangan terorisme. Mereka adalah delegasi dari 12 negara yang selanjutnya akan mengunjungi Jepang dan China untuk melakukan studi serupa.