Jakarta – Pejabat Tinggi Komisioner Uni Afrika, Smail Chergui, meminta negara-negara anggotanya untuk bersiap menghadapi ancaman perdamaian Afrika dengan kepulangan sekitar 6.000 anggota ISIS dari Irak dan Suriah. Negara-negara Afrika harus saling bekerja sama dan berbagi informasi intelijen untuk menghadapi kepulangan para anggota kelompok teror bersenjata.
Smail Chergui seperti dikutip dari kantor berita AFP, Senin (11/12/2017) menyebutkan, ada laporan bahwa terdapat 6.000 anggota kelompok teror ISIS asal Afrika di antara 30 ribu elemen asing di kelompok teror itu di Irak dan Suriah. Kepulangan mereka ke Afrika membawa ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas nasional. Dibutuhkan perlakuan spesifik dan kerja sama ketat antara negara-negara Afrika.
Sebelumnya, ada puluhan ribu pasukan asing bergabung dengan kelompok teror ISIS setelah mereka merebut sejumlah wilayah Irak dan Suriah untuk mendeklarasikan kekhalifahan pada 2014 lalu. Namun, kelompok tersebut mulai menderita kekalahan dan kehilangan wilayah sejak tahun lalu.
Didukung koalisi pimpinan AS, pasukan Irak secara bertahap kembali merebut kendali atas seluruh wilayah yang sempat jatuh ke tangan ISIS. Akhir pekan lalu, negara tersebut menyatakan telah bebas dari ISIS. Di Suriah, kelompok teror itu menghadapi pemberontak yang didukung kekuatan Rusia, kelompok-kelompok saingan dan pasukan pemerintah yang didukung Suriah dan Iran.
Namun, kekalahan kelompok teror ISIS di Irak da Suriah memicu kekhawatiran akan kemungkinan relokasi sisa-sisa anggota ISIS. Hal ini bisa berujung pada penyebaran idelogi ekstremis dan kekerasan yang mereka pegang.