Sleman — Revitalisasi ajaran moral Pancasila sebagai dasar pembentukan karakter bangsa menjadi hal yang mendesak di tengah tantangan zaman. Nilai-nilai luhur Pancasila yang berakar pada kearifan lokal diyakini mampu mengarahkan generasi muda menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Pandangan itu disampaikan Dosen Pancasila Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Bernadus Wibowo Suliantoro, dalam kegiatan FKUB Sapa Pelajar di SMK Negeri 2 Depok, Sleman, yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sleman, Kamis (23/10/2025).
Menurut Bernadus, Pancasila tidak boleh hanya dipahami sebagai dasar negara semata, melainkan sebagai ajaran moral bangsa yang menuntun perilaku warga negara dalam kehidupan pribadi, sosial, dan kenegaraan.
“Pancasila merupakan ajaran moral bangsa Indonesia yang menjadi kompas hidup, baik secara pribadi, sosial, maupun kenegaraan,” ujarnya.
Bernadus menjelaskan bahwa nilai-nilai moral Pancasila sesungguhnya hidup dan tumbuh dalam tiga ranah utama kehidupan masyarakat, yaitu adat istiadat dan kebudayaan, kehidupan beragama, serta kehidupan bernegara.
Ia juga mengutip pemikiran Romo Driyarkara yang menyatakan bahwa Pancasila baru menjadi ajaran moral sejati ketika manusia mampu merefleksikan dirinya serta membangun relasi yang harmonis dengan sesama.
Lebih lanjut, Bernadus menyoroti pentingnya menggali nilai-nilai kearifan lokal di Kabupaten Sleman sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2019, antara lain nrima ing pandum, tepa slira, manjing ajur-ajer, sumeleh, dan alon-alon waton kelakon.
“Kearifan lokal bukanlah warisan pasif, tetapi kekuatan moral yang membentuk kepribadian bangsa dan menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan adanya tantangan kemerosotan moral sebagaimana dikemukakan Thomas Lickona — seperti meningkatnya kekerasan di kalangan pelajar, menurunnya rasa hormat terhadap guru dan orang tua, serta melemahnya semangat kebangsaan.
“Situasi ini hanya dapat diatasi dengan pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal sejak dini,” tambahnya.
Bernadus menegaskan bahwa revitalisasi moral Pancasila bukan sekadar wacana akademik, melainkan agenda nyata untuk membangun generasi muda yang beretika, berkarakter, dan berkepribadian Indonesia.
“Revitalisasi ajaran moral Pancasila harus menjadi gerakan bersama untuk menyiapkan generasi penerus yang tangguh, toleran, dan berintegritas,” pungkasnya.
Kegiatan FKUB Sapa Pelajar ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran pada para siswa mengenai pentingnya Pancasila dan kearifan lokal sebagai pondasi dalam membentuk pribadi yang santun, toleran, dan berkeadaban menuju Indonesia yang maju dan harmonis.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!