Retno LP Marsudi: Indonesia Fokus Atasi Kejahatan Lintas Batas

Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi melakukan diplomasi secara marathon di Sidang Majelis Umum PBB ke-72. Dia bertemu dengan negara-negara sahabat guna menggalang dukungan bagi pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ada 70 pertemuan bilateral dilakukan di sela acara pertemuan tingkat tinggi sidang yang yang berlangsung 18- 29 september 2017.

Menurut Menlu, keinginan menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemananan PBB dimaksudkan agar Indonesia lebih fokus dalam kerjasama global dalam merespon tantangan-tatangan global yang sifatnya lintas batas seperti terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme yang dapat mengancam perdamaian dunia dan pencapaian agenda pembangunan 2030. Pemilihan anggota tidak tetap DK PBB akan berlangsung pada Juni 2018 sedangkan Indonesia harus mendapatkan dukungan dari 129 negara sebagai ambang batas agar terpilih.

Untuk mewujudkan keinginan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Retno Marsudi sudah melakukan sedikitnya 10 pertemuan bilateral dengan negara-negara sahabat seperti Samoa, Kroasia, Namibia, Niger, Liechtenstein, Ekuador, Georgia, Monaco, Tunisia, dan Swiss. “Pertemuan bilateral sekali lagi kita gunakan untuk memperoleh atau menambah dukungan bagi pencalonan kita untuk anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” tutur Menlu Marsudi di Markas Besar PBB di New York seperti dilansir website Kemenlu, Selasa (19/9/2017).

Dikatakan, Indonesia ingin berkontribusi untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di tingkat global dengan menarik pengalamannnya berkontribusi menciptakan ekosistem perdamaian dan keamanan di kawasan. Dalam hal ini beberapa isu yang ditekankan adalah bagaimana adanya sinergi yang lebih baik antara organisasi di tingkat kawasan dan di tingkat global.

“Apabila terpilih, Indonesia akan lebih fokus untuk meningkatkan sinergi antara masalah perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan. Di sini Indonesia ingin memastikan bahwa perdamaian, keamanan dan stabilitas dapat mendukunng implementasi agenda pembangunan 2030,” jelasnya.

Selain menggalang dukungan bagi pencalonan Indonesia, rangkaian pertemuan bilateral tersebut juga digunakan untuk membahas peningkatan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat. Sidang Majelis Umum PBB yang dihadiri perwakilan dari 193 negara anggota akan menjadi tempat yang paling tepat bagi Indonesia untuk melakukan kampanyenya dalam upaya menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Dibandingkan dengan tahun lalu, hanya 35 pertemuan bilateral yang dilakukan Menlu Retno Marsudi pada sidang umum tahunan PBB. Sedangkan pada tahun ini, dia akanlebih sibuk karena dijadwalkan akan menghadiri sekitar 70 pertemuan bilateral di New York. DK PBB beranggotakan 15 negara. Lima di antaranya adalah anggota tetap, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Sementara 10 anggota tidak tetap dipilih untuk setiap periode 2 tahun.

Berbekal pengalaman, Indonesia pernah tiga kali menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB, yaitu pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008, Indonesia meluncurkan kampanye pencalonannya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020 pada Sidang Majelis Umum PBB tahun lalu. Indonesia bersaing dengan Maladewa untuk memperebutkan kursi perwakilan di DK PBB dari kawasan Asia Pasifik untuk periode 2019-2020.