Palembang – Terorisme adalah tindak kejahatan luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Bukan sekadar aksi teror semata, namun pada kenyataannya tindak kejahatan terorisme juga melanggar hak asasi manusia sebagai hak dasar yang melekat dalam diri manusia, yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman ataupun hak untuk hidup.
Tidak hanya menargetkan manusia, salah satu tempat yang menjadi sasaran bagi pelaku terorisme saat ini dalam melakukan aksinya adalah sektor transportasi.
Kereta api merupakan salah satu moda transportasi antar kota yang menjadi andalan masyarakat Indonesia. Selain dapat memuat banyak penumpang dalam satu kali perjalanan, kereta api juga sering digunakan sebagai angkutan barang yang memasok bahan baku pokok ke beberapa daerah di Indonesia.
“Sebagai salah satu moda transportasi yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, kereta api rentan terhadap ancaman aksi terorisme. Jalur kereta api yang panjang, beberapa lokasi jalur yang bersinggungan langsung dengan pemukiman warga dan belum memiliki pengamanan yang optimal menjadikan salah satu peluang bagi para pelaku teror yang senantiasa berusaha mencari titik lemah dari sebuah sistem pengamanan yang akan dijadikannya sebagai celah masuk untuk melaksanakan aksi,” ungkap Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol. Drs. Herwan Chaidir dalam sambutannya dalam acara Sosialisasi Bahaya Paham Radikal Terorisme Sebagai Upaya Penguatan Sistem Keamanan Transportasi Bidang Perkeretaapian di Hotel Novotel, Palembang, Rabu (4/11/20).
Jenderal bintang satu asal Palembang ini menegaskan bahwa yang perlu diwaspadai saat ini adalah penyebaran paham radikal terorisme yang bisa saja merebak di kalangan pekerja PT.KAI di Sumatera Selatan.
“Perkeretaapian butuh kita berikan pencerahan, karena di perkeretaapian banyak orang-orang yang bekerja untuk mengoperasikan kereta api tersebut. Jika seandainya mereka terpapar, tentunya ini akan membahayakan,” jelasnya.
Lebih lanjut mantan Kapolresta Gorontalo menjelaskan pemilihan Sumatera Selatan sebagai lokasi sosialisai ini karena Palembang menjadi daerah yang perlu diberikan masukan tentang bahaya paham radikal terorisme, karena banyak juga kelompok radikal terorisme melalui perlintasan Sumatera.
“Perlu adanya mitigasi yang dilakukan BNPT di Pulau Sumatera, karena Lampung, Jambi, Palembang, Padang sampai Aceh merupakan jalur perlintasan kelompok radikal terorisme”.
Mantan Analis Utama Bareskrim Polri ini mengajak semua yang hadir pada kegiatan ini untuk senantiasa meningkatkan ketahanan diri dari pengaruh paham radikal terorisme seraya membangun deteksi dini melalui kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
“Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di seluruh lapisan masyarakat, maka implementasi nilai toleransi, pemahaman Pancasila, pemahaman NKRI, tidak menebarkan kebencian, tidak menebarkan paham takfiri, menjauh dari pemikiran khilafah akan dapat mencegah aksi terorisme”, tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang Tamsil Nurhamedi menyampaikan bahwa PT. Kereta Api Indonesia menyambut baik kegiatan sosialisasi bahaya paham radikal terorisme sebagai upaya penguatan system keamanan transportasi bidang perkeretaapian.
“Kami sangat berterima kasih dan mendukung upaya pemahaman bahwa mencegah paham radikal terorisme sangat penting untuk kami, karena dari Palembang sampai Lubuk Linggau kondisinya tidak semuanya steril, mungkin dibeberapa stasiun streril, tetapi ditempat lain belum pasti steril dari paham radikal terorisme,” jelasnya.
Menurut lulusan FEB UGM ini, safety dan security menjadi hal yang terpenting bagi PT. Kereta Api Indonesia, karena nyawanya bisnis transportasi adalah safety dan security.
“Kalau orang mau naik kereta merasa tidak safe, merasa tidak secure, bisa jadi tidak ada yang mau naik kereta. Ini jadi salah satu bagian penting sosialisasi ini untuk mencegah potensi-potensi terkait radikalisme”.
Dalam kesempatan yang sama Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Palembang Kolonel Laut (P) Filda Malari S.E, CTMP mengapresiasi acara yang diadakan oleh BNPT di ibu kota Sumatera Selatan karena mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya yang dapat memberikan pemahaman tentang bahaya paham radikal terorisme.
“BNPT bagus bisa datangkan narsum yang kompeten yang membahas radikalisme yang sangat berbobot. Karena ini bukan bicara teori tetapi praktisi yang berbicara. Ini sangat baik sekali, khususnya bagi transportasi perkeretaapian ini karena dengan adanya cerita ini bisa meningkatkan kewaspadaan bahwa transportasi adalah salah satu poin stategi, karena jika transportasi lumpuh, itu menjadi cerminan bahwa negara itu sangat genting”, ungkapnya.
Sosialisasi Bahaya Paham Radikal Terorisme Sebagai Upaya Penguatan Sistem Keamanan Transportasi Bidang Perkeretaapian yang digelar oleh Subdit Pengamanan Obyek Vital dan Transportasi, Direktorat Perlindungan, Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi. Kegiatan ini menghadirkan narasumber mantan narapidana terorisme Sofyan Tsauri, returness ISIS Ratna Nirmala dan Nurshadrina, juga penyampaian materi oleh Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Palembang Kolonel Laut (P) Filda Malari S.E, CTMP serta dihadiri oleh perwakilan FKPT Sumatera Selatan dan 50 peserta dari pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang.