Rencanakan Pembunuhan Terhadap Umat Muslim, Pria Australia Didakwa UU Terorisme

Canberra – Seorang pria Australia telah didakwa melakukan pelanggaran terkait terorisme. Menurut dokumen pengadilan, dia diduga menyerukan pembunuhan terhadap umat Muslim.

Pria, yang diketahui bernama Tyler Jakovac, berusia 18 tahun, ditangkap di rumahnya di kota Albury di New South Wales, kemarin. Sebelumnya, polisi telah melakukan penyelidikan terhadap komunikasi daringnya.

Menurut laporan ABC News, Tyler ditahan beberapa jam setelah diduga memposting komentar secara daring yang menunjukkan bahwa dia bersedia terlibat dalam aksi yang bisa menimbulkan korban dalam jumlah besar.

“Dia secara teratur menggunakan forum media sosial dan aplikasi komunikasi selama tahun 2020 untuk mendorong orang lain melakukan tindakan kekerasan guna mendukung ideologi sayap kanan yang ekstrim,” kata Polisi Federal Australia, seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (10/12).

“Penyelidik menjadi prihatin dengan meningkatnya konten beberapa komunikasi pria itu, yang diduga menunjukkan kesediaannya untuk melakukan tindak kekerasan dan kriminal,” sambungnya.

Asisten komisaris Polisi Federal Australia untuk penanggulangan terorisme, Scott Lee mengatakan tujuan penangkapan Tyler adalah untuk memastikan keamanan masyarakat dan mencegah serangan terorisme, yang menargetkan satu kelompok tertentu.

“Satu-satunya tujuan dari hal ini adalah untuk memastikan keamanan komunitas dengan mencegah perencanaan, persiapan, atau advokasi lebih lanjut oleh pria ini yang dapat mengakibatkan serangan di Australia,” ucapnya.

Tyler didakwa atas dua dakwaan, mendorong kekerasan terhadap anggota atau kelompok dan mendukung terorisme, dan jika terbukti bersalah, dapat dipenjara hingga 12 tahun untuk setiap pelanggaran. Polisi Australia juga menuduh Tyler membagikan instruksi pembuatan bom dan menyatakan dukungannya untuk ideologi ekstremis melalui layanan pesan terenkripsi.

Kasusnya disidangkan ke Pengadilan Lokal Albury pada hari ini, tetapi dia tidak dihadirkan secara fisik. Kasus ini sekarang akan disidangkan ke Pengadilan Sydney pada 26 Februari mendatang.