Kuta – Rencana aksi hadapi radikalisme dan terorisme kawasan ASEAN akan mencakup empat prioritas yaitu pencegahan, kontra radikalisasi dan deradikalisasi, penegakan hukum dan penguatan kerangka legislatif terkait penanggulangan radikalisasi ekstremisme berbasis kekerasan; dan kemitraan dan kerja sama internasional.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto menyampaikan sejauh ini Senior Officials’ Meeting on Transnational Crime (SOMTC) Indonesia bekerja sama dengan BNPT menyusun zero draft ASEAN Plan of Action to Prevent and Counter the Rise of Radicalisation and Violent Extremism yang mencakup empat prioritas diatas. Dari kegiatan ini Bali inilah nantinya akan disusun draft-draftnya sesuai hasil dari seluruh peserta.
Di sisi lain Kabareskrim Polri menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan implementasi dari resolusi PBB tentang penanggulangan kekerasan ekstremisme. Juga bagian dari pelaksaan blue print kepolisian negara negara ASEAN yang berusaha menciptakan iklim yang sehat bagi setiap masyarakat yang damai dan toleransi untuk menentang berbagai bentuk kekerasan atas nama keyakinan suatu kelompok tertentu.
Dalam mengimplementasikan kebijakan ini beberapa pertemuan telah dilakukan dalam lingkup ASEAN untuk membahas berbagai persoalan mulai masalah ekonomi, pendidikan dan sosial kultural.
“Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan BNPT selama ini dalam berbagai kegiatan dan program dalam penanggulangan radikalisasi,” ujar Komjen Ari Dono.
Ia berharap agar pertemuan tiga hari ini dapat memberikan hasil yang memuaskan sehingga action plan dalam penanggulangan radikalisme dan kekerasan ekstremisme dapat segera ditetapkan sebagai acuan kerja ke depan.