Makassar –Radikalisme bisa menyebar di segala lini masyarakat, termasuk mahasiswa dan kalangan intelektual. Hal ini perlu disikapi secara serius.
Fakta ituulah yang mendasari Universitas Negeri Makassar (UNM) bersama Nagara Institute bekerja sama melaksanakan kuliah umum dengan tema “Ancaman Radikalisme pada Kaum Intelektual”, di Ballroom Teather Pinisi UNM, Jumat (10/2/2023).
Pada kuliah umum tersebut, dihadiri oleh Rektor UNM, Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng dan Direktur Eksekutif Nagara Institut Akbar Faizal, serta menghadirkan pembicara atau narasumber Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi.
Rektor UNM, Prof Husain Syam menyampaikan kuliah umum dengan membahasa ancaman paham radikalisme sangat penting disampaikan kepada kaum intelektual agar mahasiswa pada khususnya tidak mudah terpapar paham intoleran tersebut.
“Ini sangat penting untuk kita mengambil bagian, karena bagaimana pun UNM dalam berbagai hal selalu menjadi rutinitas untuk menghadirkan tokoh profesional dalam rangka peningkatan wawasan,” ujarnya.
Prof Husain Syam mendorong seluruh mahasiswa untuk lebih dini mencegah paham radikalisme, jangan mudah percaya pada kelompok yang menginginkan pembaharuan sosial politik dengan aturannya sendiri.
“Radikalisme adalah sebuah pemikiran kelompok untuk memaksakan kehendaknya, ini kemudian berbagai cara dilakukan untuk berdiskusi agar tidak merebaknya paham radikalisme yang bisa mengancam keutuhan NKRI,” jelasnya.
Rektor UNM dua periode ini menjelaskan upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme tidak terlepas dari kebijakan pemerintah melalui perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Terkait hal tersebut, guru besar di bidang pertanian ini mengatakan akar masalah dari radikalisme dan terorisme adalah hadirnya ideologi menyimpang yang berpotensi menyasar siapa saja tanpa mengenal agama, apalagi terkhusus kaum intelektual atau mahasiswa.
“Tantangan kita saat ini bagaimana kaum intelektual dan para mahasiswa bisa mencermati dan memahami serta bagaimana cara mengantisipasi ancaman paham radikalisme, agar nilai-nilai leluhur bangsa terdahulu kita terus terjaga,” pungkasnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Nagara Institut, Akbar Faizal dalam pengantarnya menyampaikan bahwa sebagai alumni UNM dirinya punya tanggung jawab untuk memberi pencerahan terhadap mahasiswa dalam mencegah paham radikalisme.
“Perlu kita semua pahami bahwa paham radikalisme ini bukan muncul saat ini, tapi sejak saya dibangku kuliah 34 tahun lalu paham tersebut mengancam hal-hal privat saya, karena itu mahasiswa sekarang perlu memahami lebih jauh seperti apa paham radikalisme itu dan apa dampak yang dialami oleh diri kita,” jelas mantan Anggota DPR RI ini.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi mengatakan bahwa sekarang sudah berbagai macam paham-paham yang sifatnya intoleran dan selalu mengkafirkan orang ketika tidak sesuai dengan pilihannya.
“Paham radikalisme ini sifatnya negatif karena menjadikan suatu gerakan yang sifatnya ekslusif dan kemudian menjadikan permasalahan di semua unsur, agama dan pilihan politiknya,” ungkap Islah.