Rektor Universitas Mulawarman: Program Dialog BNPT Penting bagi Samarinda

Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si mengapresiasi langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mengkampanyekan bahaya terorisme di tengah masyarakat. Masjaya menganggap bahwa terorisme adalah ancaman nyata dan mesti dicegah dengan kegiatan-kegiatan penyadaran di tengah masyarakat. Hal ini dikatakannya dalam sambutan pembukaan “Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Perguruan Tinggi”, yang diadakan pada Selasa (22/09) di Universitas Mulawarman, Samarinda.

“Tak bisa dipungkiri, kalau tidak dicegah dan ditanggulangi, wilayah Samarinda ini pun bisa terjadi ancaman terorisme di tengah warganya,” ungkap Masjaya. “Karenanya dialog-dialog seperti ini membantu untuk menyadarkan masyarakat bahwa ancama terorisme dan radikalisme itu sangat berbahaya.”

Universitas Mulawarman yang berdiri sejak 27 September 1942 dipilih menjadi tuan rumah untuk acara yang dihadiri lebih dari 300 peserta yang berasal dari kalangan dosen, mahasiswa, guru dan siswa. Peserta yang hadir berasal dari berbagai universitas dan sekolah menengah yang ada di kota Samarinda.

BNPT selama ini memang diketahui melakukan langkah-langkah damai dalam menangani ancaman terorisme. Kebijakan yang dilakukan mulai dari dialog dengan berbagai kalangan, menjalin kerjasama dengan berbagai institusi, mengajak partisipasi masyarakat dengan pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di berbagai daerah, sampai perlakuan manusiawi kepada para mantan anggota kelompok teroris.

Acara dialog ini terselenggara dengan kerja sama antara BNPT, Dirjen Dikti Kemenristek, serta pihak akademik Universitas Mulawarman. Dialog semacam ini diselenggarakan secara maraton oleh BNPT, bekerja sama dengan berbagai instansi, untuk mensosialisasikan bahaya paham radikalisme dan terorisme di berbagai kalangan.

Kegiatan semacam ini sudah digelar di banyak daerah di Indonesia, dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat. Pada kesempatan kali ini, dialog dihadiri lebih dari 300 peserta dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, pelajar dan kalangan umum.