Serang – Langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang telah menggelar program Penguatan Kampus Kebangsaan dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme untuk kalangan mahasiswa yang digelar di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, mendapat apresiasi dari Rektor UIN SMH, Prof Dr. . Wawan Wahyudin, M.Pd.
Hal tersebut dikatakan Prof Dr. . Wawan Wahyudin, M.Pd. disela-sela acara Penguatan Kampus Kebangsaan dengan tema ‘Jaga Kampus Kita’. Acara yang dihadiri tidak kurang 400 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Serang ini digelar di Auditorium Kampus 2 UIN SMH, Serang, Banten Kamis (4/7/2024)
“Secara pribadi apalagi secara lembaga saya mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada BNPT, dimana kampus kami dijadikan sebagai Kampus Kebangsaan. Karena memang disamping kewajiban dan juga pertaruhan tidak hanya masa kini, tetapi hingga masa mendatang bahwa NKRI itu harus kita jaga. Dan kampus harus tampil karena di dalamnya ada generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan,” ujar Prof Dr. . Wawan Wahyudin, M.Pd.
Dijelaskannya, selama ini pihaknya telah menanamkan nilai nilai kebangsaan kepada seluruh civitas academika melalui penguatan PBNU yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945.
“Dimana PBNU itu secara intens kami berikan bahkan masuk di mata kuliah. Selain itu juga dalam tata kehidupan sehari-hari kita sampaikan untuk memahami bahwa berbangsa dan bernegara ini sudah kesepakatan bersama oleh para pendiri bangsa baik dari NU(Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah, Al Washliyah, Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Mathlaul Anwar, TNI, Polri dan bahkan umat non Islam lainnya pada waktu itu,” ujarnya.
Dikatakannya, mantan Menteri Agama RI terdahulu yaitu, almarhum Letjen TNI (Purn.) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara, mengatakan bahwa Pancasila itu adalah hadiah terbesar bagi umat Islam.
“Oleh karena itu tentunya merupakan kewajiban kita untuk menjaga negeri ini dengan ideologi Pancasila yang sudah kita miliki ini,” katanya.
Menurutnya, apa yang dilakukan BNPT dengan menggelar Kampus Kebangsaan bagi mahasiswa ini dinilainya sangat penting mahasiswa untuk mendapatkan penjelasan mengenai bahaya paham radikalisme dan terorisme Karena sejatinya hal tersebut sebagai upaya untuk mengingat diri bagi mahasiswa itu sendiri yang masih dalam tahap perkembangan kejiwaan.
“Namun mereka pun dengan sentuhan keagamaan dan sentuhan keilmuan mereka merasa tanggung jawab untuk bagaimana tidak hanya menyerapan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk keluarga, bahkan kampus dan bahkan juga untuk negaranya. Itu yang kita inginkan sampai ke titik pemahaman yang sangat mendalam tidak hanya sebagai wawasan pengetahuan tapi terimplementasikan dalam kehidupannya,” katanya.
Untuk itu dirinya juga berharapa agar mahasiswanya juga ikut berperan serta sebagai agen penebar perdamaian di lingkungannya melalui sarana yang sudah disediakan. Dimana saat ini adalah zaman zaman IT maka perlu menggelorakan untuk hal-hal yang positif.
“Misalkan podcast dimana pak Deputi BNPT hadir langsung untuk mengisi podcast (UIN Banten), kemudian melalui Instagram, lalu WhatsApp, TikTok itu juga kami pacu untuk mengimbangi situasi dan kondisi yang ada yang disebut dengan generasi 5.0 ini,” katanya.
Untuk itu dengan telah digelarnya Kampus Kebangsaan ini dirinya berharap kedepannya bisa diimplementasikan yang lebih kongrest lagi tidak sebatas acara seperti acara yang sudah berlangsung agar sosialisasi pencegahan paham radikalisme dan terorisme lebih mudah pada kalangan generasi muda.
“Jadi bukan sekedar acara ceremony seperti hari ini saja tapi ada follow up seperti membuat kantin NKRI , Taman NKRI atau ada BNPT Corner. sehingga bisa menarik itu nantinya. Tentunya kami sangat menyambut itu,” katanya mengakhiri.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI Prof. Dr. Ahmad Sainul Hamdi yang turut hadir sebagai narasumber dalam sesi diskusi panel menjelaskan bahwa gerakan intoleransi mengejar lulusan atau mahasiswa kampus ternama yang mencetak pegawai negeri, yang mencetak guru.
“Paham radikal dan intoleran membutuhkan perlindungan dari pejabat dan paham ini dapat mudah didistribusi melalu guru. Oleh karena itu, dibutuhkan ketahanan dari pihak akademisi seperti kampus agar memiliki ketahanan dalam paham yang menyimpang,” ujar Ahmad Sainul Hamdi.
Dikatakannya, kampus juga sebagai tempat untuk mencetak pendidik, yang mana pendidik itu sendiri juga aan dapat mempengaruhi cara pandang peserta didik.
“Apabila ada benih-benih radikal, pasti akan rentan sampai ke peserta didik dan itu akan tumbuh menjadi tokoh masyarakat. Untuk itu, diharapkan ada filter dan penguatan di lingkungan kampus untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi.” Ujarnya.
Seperti diektahui, dalam acara yang dihadiri tidak kurang sebanyak 300 orang civitas academika dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Banten ini tampak hadir Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsiasi BNPT, Mayjen TNI H. Roedy Widodo yang didampingi, Direktur Pencegahan Prof. Dr. Irfan Idris, MA, Kasubdit.Pemberdayaan Masyarakat Kolonel Sus. Dr. Hariyanto, S.Pd, M.Pd beserta staf dan Ketua FKPT Banten, KH Amas Tadjuddin beserta jajaran pengurus
Tampak hadir pula Wakil Rektor bidang Kemasiswaan dan Kerjasama UIN SMH, Dr. Hidayatullah, M.Pd, Danrem 064/Maulana Yusuf Brigjen TNI Fierman Sjahrial Agustus, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Andi Faizal Bakti, Ph.D., perwakilan Polda Banten, perwakilan Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Banten dan undangan lainnya.
Selain itu hadir pula Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Ahmad Sainul Hamdi, (Kemahasiswaan Kemendikbudristek Prof. Andi Faisal Bakti, M.A Ph. D., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI Prof. Dr. Ahmad Sainul Hamdi dan Mitra Deradikalisasi BNPT Yudi Zulfachri yang bertindak sebagai narasumber dalam sesi diskusi panel.
ReplyForward |