Regulasi dan Literasi Jadi Kunci Pelajar Hadapi Radikalisme Online

Kota Tangerang – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangerang menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan bertema “Cegah Radikalisme di Media Sosial untuk Pelajar” sebagai upaya memperkuat persatuan sekaligus menangkal penyebaran paham radikal yang semakin berkembang di ruang digital.

Kegiatan yang berlangsung Senin (1/12/2025) itu menghadirkan perwakilan Kemenko Polhukam, Asisten Daerah I, Ketua Komisi I DPRD Kota Tangerang, akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, organisasi kepemudaan, serta perwakilan sekolah.

Kepala Kesbangpol Kota Tangerang, Teguh Supriyanto, menegaskan bahwa arus radikalisme kini lebih banyak beredar melalui media sosial, sehingga pelajar memerlukan literasi digital yang kuat serta pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai perisai utama. “Radikalisme tidak lagi masuk lewat ruang fisik. Di era digital, justru media sosial yang menjadi pintu masuk. Karena itu, penguatan karakter kebangsaan bagi pelajar sangat penting,” ujarnya.

Teguh memastikan Pemkot Tangerang terus mendukung berbagai program pembinaan generasi muda. Baginya, penanaman wawasan kebangsaan adalah kunci untuk menangkal pengaruh negatif yang mengincar pelajar.

Dari Kemenko Polhukam, Cecep Supriyadi menekankan pentingnya peran pelajar sebagai agen perubahan yang mampu menciptakan ruang digital yang sehat. Ia mengajak siswa berani menyebarkan konten positif dan bijak dalam menyaring informasi. “Sikap kritis menjadi benteng awal melawan propaganda radikal,” tegasnya.

Senada, Ketua Komisi I DPRD Kota Tangerang, H. Junadi, menyoroti urgensi peran pelajar dalam menjaga persatuan bangsa di tengah ancaman radikalisme dan penyalahgunaan narkotika. Ia mengingatkan bahwa pemerintah daerah telah menyediakan dasar hukum yang kuat, di antaranya Perda No. 1 Tahun 2023 tentang P4PN serta Perda No. 11 Tahun 2023.

Junadi juga mendorong pembentukan agen sekolah yang bertugas mengedukasi siswa mengenai bahaya narkotika dan radikalisme. “Kami ingin para pelajar menjadi teladan dan penyampai pesan positif di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Sosialisasi ini disebut menjadi momen strategis untuk memperkuat ketahanan ideologis generasi muda. Melalui kolaborasi pemerintah, akademisi, organisasi kepemudaan, dan pihak sekolah, pelajar diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan sekaligus menciptakan ekosistem media sosial yang sehat, inklusif, dan bebas dari paham ekstrem.