Insiden baku tembak antar sesama anggota ISIS di Suriah dan Iraq kembali terjadi. Seperti dilaporkan oleh aktivis politik antiteroris setempat, baku tembak yang melibatkan sesama anggota ISIS itu dipicu oleh rebutan jatah uang, harta rampasan perang, serta rebutan perempuan untuk dijadikan budak seks.
Peristiwa baku tembak di antara anggota ISIS ini sebelumnya juga pernah terjadi pada pertengahan Agustus lalu, tepatnya di wilayah Mosul, Irak. Dalam keributan itu, sedikitnya 17 anggota ISIS dilaporkan harus meregang nyawa ditangan sesama anggota ISIS. Menurut juru bicara Partai Demokratis Kurdistan, Said Mamouzini, perselisihan ini melibatkan prajurit loyalis beberapa komandan ISIS terkemuka. Di antaranya, Abu Omar al-Shishani dan Haj Nasser al-Malwa
Voice of America menyatakan bahwa perselisihan dan baku tembak semacam ini terus meningkat sejak ISIS dipukul mundur tentara Kurdhi dari Tel Abyad, perbatasan Suriah, Juni lalu. Tel Abyad selama ini menjadi jalur penting bai ISIS, sebagai pintu masuk suplai logistik dan perekrutan anggota baru.
“Lepasnya kota Tel Abyad menjadi faktor penguat perpecahan-perpecahan yang selama ini sudah eksis. Setiap kelompok saling menyalahkan kelompok lain terkait kekalahan mereka di kota tersebut,” kata Abu Mohammed, seorang aktivis anti ISIS. “Beberapa perselisihan terjadi antara prajurit ISIS kelahiran Suriah dengan prajurit ISIS dari negara lain.”
Mohammed mengatakan bahwa ketegangan antara orang Suriah dengan orang asing dalam pasukan ISIS sudah menjadi tontonan sehari-hari. Bahkan sepekan ini sudah terjadi beberapa kali baku tembak, termasuk pertempuran antara prajurit lokal dengan prajurit asal Perancis dan Uzbekistan.
Diolah dari berbagai sumber