Jakarta – Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Semarang bersama Jaringan Penggerak Moderasi Beragama (JPMB) Kota Semarang menggelar seminar penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.
Tujuannya untuk membekali para santri dan santriwati dengan wawasan kebangsaan terkait penguatan moderasi beragama.
Selain itu untuk membentengi dan menjaga para santri dari paham radikal, karena mereka merupakan generasi penerus bangsa.
Komandan Kodim 0733/KS, Kolonel Inf Rahmad Saerodin mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan FKPP Kota Semarang tersebut.
Menurutnya, negara Indonesia berangkat dari berbagai latar belakang yang berbeda di masyarakat, ada suku, ras dan agama.
“Saya mengajak semuanya untuk merajut persatuan dan kesatuan melalui perbedaan itu menjadi kekuatan agar negara tetap kokoh, bukan malah menjadi kelemahan,” kata Kolonel Inf Rahmad Saerodin, di aula Kantor Kemenag Kota Semarang, Kamis (22/2).
Ia mengibaratkan membangun rumah, bahan material yang digunakan berbeda-beda tapi bisa menjadi bangun rumah yang kokoh.
Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, pada dasarnya prinsip moderasi beragama ialah menjaga keseimbangan di antara dua hal.
Yaitu menjaga keseimbangan antara akal dan wahyu, antara jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan kemaslahatan komunal.
“Selanjutnya, antara keharusan dan kesukarelaan, antara teks agama dan ijtihad tokoh agama, antara gagasan ideal dan kenyataan, dan antara masa lalu dan masa depan,” katanya.
Sementara itu, Ketua FKPP Kota Semarang, Syamsuddin menginginkan, para santri ponpes di Kota Semarang ini memahami dan mengetahui terkait wawasan kebangsaan serta moderasi beragama.
Wawasan ini sangat penting bagi para santri agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang berdampak negarif terhadap NKRI.
“Ketika wawasan tentang kebangsaan mereka tidak punya sama sekali, dikawatirkan mereka akan terjerumus ke aliran-aliran yang tidak suka terhadap NKRI. Jadi kegiatan ini kita galakkan terus untuk membentengi para santri,” katanya.