Ramadan Momentum Perkuat Toleransi Antar Umat Beragama

Ramadan Momentum Perkuat Toleransi Antar Umat Beragama

Jakarta – Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara mulai dari perbedaan suku, agama,
kebudayaan, makanan tradisional, bahasa, dan sebagainya. Keberagaman
tersebut perlu diikat dengan toleransi agar kebhinekaan tersebut dapat
berjalan dengan rukun dan damai.

Hal itu disampaikan anggota MPR Siti Mukaromah saat kegiatan
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, Bhinneka tunggal Ika,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar
1945, di Banyumas, Senin (4/3/2024).

“Ramadan merupakan bulan suci umat Islam yang dapat menjadi momentum
untuk memperkuat toleransi antar umat beragama,” kata Siti Mukaromah
yang akrab disapa Erma ini.

Tidak hanya toleransi, lanjutnya, tapi juga sikap saling menghormati
dan menghargai, serta nilai-nilai kejujuran. Sebab ibadah puasa,
menahan lapar dan haus, bagi yang melaksanakan hanya dia yang
melaksanakan yang mengetahuinya sehingga bagi yang menjalankan
merupakan media pembelajaran kejujuran.
“Toleransi, bagi yang tidak berpuasa untuk tidak makan dan minum di
hadapan orang yang berpuasa. Dan masyarakat Indonesia terbiasa
melakukan hal ini,” ujarnya.

Dirinya meminta kepada peserta yang hadir dalam kegiatan Sosialisasi
Empat Pilar Kebangsaan tersebut untuk melatih anak-anaknya di rumah
berpuasa.

“Biasakan anak sedari kecil untuk berpuasa, mengajarkan nilai
kejujuran serta kemampuan dalam menahan hawa nafsu baik makan, minum
maupun amarah,” kata dia.

Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, bulan suci Ramadan yang
momentumnya berlangsung setelah Pemilu 2024 semakin memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Erma juga mengingatkan masuk Ramadan selepas dilaksanakannya pesta
demokrasi di Indonesia ini agar masyarakat kembali bebenah diri dengan
meninggalkan perbedaan pilihan yang terjadi pada pesta demokrasi
kemarin.

“Mari di bulan Ramadan ini di manfaatkan untuk merajut kebersamaan
kembali dan melepas dari perbedaan pilihan yang membuat silaturahmi
mungkin agak renggang. Saatnya kembali kebersamaan ini dimaksimalkan
dan jangan lagi ada permusuhan agar tidak merusak hikmah Ramadan dan
kebersamaan dalam kebinekaan Indonesia,” ucapnya.