Amman – Raja Yordania, Abdullah mengingatkan bahwa kelompok teroris Islamic State (ISIS) telah kembali terbentuk dan bangkit lagi di Timur Tengah.
Berbulan-bulan setelah pengusiran militan ISIS dari tempat persembunyian terakhir mereka di Suriah tahun lalu, Raja Abdullah mengatakan “kekhawatiran utamanya adalah bahwa kita telah melihat dalam setahun terakhir, pembentukan kembali dan kebangkitan ISIS, bukan hanya di Suriah selatan, timur namun juga di Irak barat”.
“Kita harus berurusan dengan kemunculan kembali ISIS,” kata Raja Abdullah dalam wawancara dengan saluran televisi France 24 menjelang pertemuan pekan ini di Brussels, Strasbourg dan Paris. Dia juga mengatakan bahwa banyak petempur asing dari Suriah kini berada di Libya.
“Dari perspektif Eropa, dengan Libya lebih dekat ke Eropa, ini akan menjadi pembahasan penting dalam beberapa hari ke depan,” ujar Abdullah seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (13/1).
“Beberapa ribu petempur telah meninggalkan Idlib (Suriah) lewat perbatasan utara dan berakhir di Libya, itu adalah sesuatu yang oleh kita di wilayah ini, tapi juga teman-teman Eropa kita, harus diatasi pada 2020,” imbuhnya.
Mengenai meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat pekan lalu, Raja Abdullah berharap situasi akan mereda.
“Sejauh ini sepertinya ada de-eskalasi, kami berharap hal itu terus menjadi tren. Kita tidak mampu menghadapi ketidakstabilan di bagian dunia kita,” tutur sang Raja.
“Apapun yang terjadi di Teheran akan mempengaruhi Baghdad, Amman, Beirut, proses Israel-Palestina,” imbuhnya.