Yerusalem – Penjaga situs-situs suci Yerusalem, Raja Yordania Abdullah II menegaskan komitmennya untuk menjaga keharmonisan dan perdamaian di Yerusalem, Palestina. Dilansir dari Al Arabiya, Raja, penegasan itu disampaikan Raja Abdullah II saat menghadiri pertemuan para pemimpin Muslim dan Kristen di Amman, Yordania, Minggu, (2/4/2023).
“Adalah kewajiban setiap Muslim untuk mencegah eskalasi Israel terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem,” ucap Raja Abdullah II dalam keterangan yang dipublikasikan Istana Kerajaan Yordania.
Selain itu, Raja Abdullah II mengungkapkan apresiasinya terhadap penduduk Yerusalem atas upaya untuk melindungi situs-situs kota suci tersebut. “(Raja Abdullah II) menekankan perlunya menghentikan pengusiran umat Kristen, serta serangan berulang terhadap gereja, tokoh agama, dan properti Kristen di Yerusalem,” tulis pernyataan itu.
Raja Abdullah II juga meminta masyarakat Internasional menentang pernyataan rasis dari pejabat Israel belakangan ini.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyampaikan pesan kontroversial dalam sebuah pertemuan di Paris, Prancis pada 19 Maret lalu. Dalam pertemuan tersebut Smotrich menyebutkan tidak ada Bangsa Palestina.
“Tidak ada Palestina, karena tidak ada orang Palestina,” ujar Smotrich mengutip aktivis Zionis Prancis-Israel Jacques Kupler.
Dalam acara di Paris tersebut, Smotrich mengklaim tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk Israel. Dalam pidatonya, Smotrich juga menampilkan peta yang disebut Israel Raya. Peta itu mencakup wilayah pendudukan Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza, dan wilayah Yordania.
Untuk diketahui, berdasarkan keputusan Dewan Tinggi Muslim Palestina tahun 1924, penjaga situs-situs suci Yerusalem termasuk kompleks masjid Al Aqsha jatuh pada Raja Yordania, yang menerima Sharif Hussein bin Ali (penguasa Kota Makkah) dari keturunan Bani Hasyim sebagai penjaga Al Aqsha.