Radikalisme & Teorisme Ancaman Nyata, Perlu Gerakan Jaga Kampung Desa

Yogyakarka – Radikalisme, teorisme, intoleransi merupakan ancaman nyata dan serius bagi bangsa Indonesia. Bahkan telah menjadi bahaya laten sehingga perlu langkah-langkah untuk mengantisipasinya.

Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan dan Kebangsaan Lintas Agama Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) AR Waluyo Wasis Nugroho mengungkapkan hal itu, Senin (7/9/2023). Ia menyampaikannya terkait penangkapan sejumlah terduga teroris di Jawa Tengah.

”Kami mengapresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan Densus 88 yang telah menangkap lima terduga teroris di berbagai daerah di Jawa Tengah,” tutur Gus Wal, panggilan akrabnya.

Ia menilai dari kelima terduga teroris yang ditangkap di berbagai daerah tersebut disinyalir kuat merupakan bagian dari pelaku penyerangan bom Astana Anyar, Bandung beberapa waktu lalu. Mereka masih terangkai dalam satu jaringan.

Menurut Gus Wal ancaman radikalisme dan terorisme masih sangat nyata dan serius bagi rakyat seluruh bangsa Indonesia. Para teroris ada di tengah-tengah masyarakat, berada di lingkungan sekitar nyaris tidak kelihatan. Mereka bisa membawa diri seperti masyarakat pada umumnya.

”Perlu Gerakan Jaga Kampung Desa dari bahaya laten intoleransi, SARA, radikalisme khilafah terorisme di setiap lingkungan. Masing-masing orang bisa selalu memantau keluarga dan tetangga terdekat agar jangan sampai terpengaruh paham ideologi transnasiaonal khilafah radikalisme, terorisme dan politik identitas,” tandasnya.

Ia menegaskan PNIB dan seluruh rakyat Indonesia mengapresiasi dan berterima kasih kepada Kadensus 88, Irjend Pol Marthinus Hukom dan seluruh anggota yang tanpa lelah menjaga keamanan dan keselamatan rakyat dari ancaman radikalisme terorisme.

Menurutnya Densus 88, Polri Dan TNI merupakan pahlawan rakyat masa kini yang selalu setia, siap siaga menjaga keamanan serta keselamatan rakyat. Rakyat harus bahu-membahu membantu dengan cara Gerakan Jaga Kampung Desa.