Radikalisme Mengarah Kepada Kekerasan Tidak Boleh Tumbuh di Lingkungan Kampus

Padang – Radikalisme tidak harus selalu dikaitkan dengan kejelekan, radikalisme juga memiliki makna positif jika ditujukan pada perbuatan positif. Namun ada juga radikalisme yang negatif yang pahamnya mengarah kepada aksi-aksi kekerasan dan bertentangan dengan ideologi negara

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Andalas, Prof. Dr.Tafdil Husni, SE. MBA, saat membuka kegiatan Kuliah Umum tentang Resonansi Kebangsaan bagi Mahasiswa Baru Tahun 2018 oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Suhardi Alius, MH bertempat di Auditorium Universitas Andalas, Padang (8/8/2018).

“Radikalisme itu tak selalu negatif, ada radikalisme positif. Nah tetapi yang negatif ini, tidak boleh ada di kampus, berbahaya. Karena pahamnya mengajarkan hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai bangsa kita,” kata Prof. Dr.Tafdil Husni, SE. MBA.

Dalam kegiatan yang dihadiri langsung 5800 orang mahasiswa baru ini, Tafdil menjelaskan bahwa saat ini kampus menjadi ladang bagi para penganut paham radikal terorisme untuk menyebarkan pahamnya.

“Paham-paham radikal negatif, radikal terorisme telah menyusup ke dalam kampus. mereka menyusup untuk merubah mindset para mahasiswa. Bahkan ada dosen yang harusnya memberikan pelajaran yang baik malah mengajarkan anti Pancasila, anti NKRI, intoleransi,” ungkapnya.

Dalam sambutannya tersebut Tafdil juga mengapresiasi terobosan, terobosan yang dilakukan BNPT dalam menanggulangi terorisme. Menurutnya, langkah-langkah tersebut terbukti ampuh sehingga menjadi contoh bagi negara lain.

“Kita harus apresiasi BNPT, Bapak Suhardi Alius, bapak ini memiliki terobosan-terobosan dalam menanggulangi terorisme, salah satunya soft approach, pendekatan lunak, yang sudah ditiru negara-negara lain, seperti Jeman dan lainnya,” ujarnya.

Tafdil juga menyampaikan harapannya setelah diadakannya kuliah umum ini, ia berharap setelah ini para mahasiswa bahkan dosen akan mendapatkan pengetahuan sehingga memiliki penangkal terhadap radikalisme dan terorisme.

“Harapan kita setelah kuliah umum ini, para civitas akademika bersama dosen dan mahasiswa, jangan terlibat dalam paham radikalisme,ini juga jadi menjadi monetum studi bagi kita untuk memperbaiki bangsa kita,yang dimulai dari adik-adik kita akan mengenyam pendidikan nantinya,” katanya mengakhiri.