Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir menegaskan, radikalisme ekstrem tak sejalan dengan ideologi Pancasila. Karena itu Pancasila yang berwatak moderat tidak boleh diotak-atik supaya terus bisa menjadi rujukan bersama dalam kehidupan berbangsa.
“Pada posisi moderat, Pancasila tidak boleh ditafsirkan dan diimplementasikan dengan pandangan radikal ekstrem karena akan bertentangan dengan hakikat Pancasila itu sendiri,” ujar Haedar dalam Pidato Kebangsaan dikutip dari kanal YouTube, TV MU Channel, Senin (30/8/2021).
Dalam kesempatan itu, Haedar memaparkan mengenai paham radikalisme ekstrem yang bertentangan dengan Pancasila, misalnya komunisme, sekularisme, liberalisme hingga pemikiran nasionalisme yang radikal seperti ultranasionalisme dan chauvinisme.
Di samping itu, Haedar mengatakan, apabila semua pihak ingin menjalankan Pancasila yang moderat, hal itu dapat ditempuh melalui strategi pengembangan pemikiran ke-Indonesiaan yang moderat.
“Bukan melalui pendekatan kontra-radikal atau deradikalisme yang ekstrem,” kata dia.
Ia juga mengatakan, dalam menghadapi paham radikalisme ekstrem, semua pihak semestinya tidak bereaksi dengan cara yang radikal pula.
Menurut dia, jika hal itu dilakukan, justru akan melahirkan para penganut paham radikalisme ekstrem yang baru. “Pada saat yang sama bertentangan dengan jiwa Pancasila yang moderat,” ucap Haedar.