Jakarta – Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq menyebut radikalisme dan terorisme tidak bisa lepas dari permasalahan puritanisme.
Menurut Maman, puritanisme merupakan akar dari seseorang bisa menjadi radikal dan berujung melahirkan aksi terorisme.
“Saya melihat bahwa puritanisme menjadi akar dari persoalan radikalisme, dari puritanisme orang jadi radikalisme, radikalisme akhirnya melahirkan terorisme,” ungkap Maman dalam sebuah diskusi virtual, sebagaimana dikutip cnnindonesia, Kamis (10/9).
Maman mengatakan, puritanisme yang menjadi akar radikalisme memiliki empat ciri.
Pertama, mereka hanya mengetahui satu atau dua dalil atau pemahamannya mengenai dalil tersebut sangat literal. Mereka, kata Maman, tidak mau membaca dalil lain dan enggan mencari argumentasi yang lain. Para puritanisme itu hanya berpegangan pada satu ayat dalam kitab suci.
“Mereka hanya (memahami) satu ayat, dan itu diulang-ulang seolah tidak ada ayat lain. Ayat kebencian, fitnah, pemecah belah, dan sebagainya,” kata pria yang juga dikenal politikus PKB tersebut.
Kemudian, ciri yang kedua, kelompok puritanisme dianggap sebagai kelompok ahistoris.
“Sesungguhnya Indonesia ditenun atas keragaman, Indonesia dibangun oleh asal usul orang berbeda tapi dengan semangat yang sama. Hubul waton minal iman. Mencintai tanah air adalah komitmen dari keimanan,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia menilai aneh jika saat ini masih banyak pihak yang ingin menegakkan sistem khilafah di Indonesia. Menurut Maman, kelompok tersebut merasa paling benar, berjasa, dan paling merasa Indonesia.
Ciri yang ketiga, yakni, kelompok puritanisme tersebut antidialog. Serta, ciri-ciri yang terakhir, kelompok puritanisme juga melahirkan kelompok-kelompok yang licik.
“Mereka ngomong sesuatu yang seolah benar, tapi mereka salah. Khilafah memang ada, disebut dalam quran, memang ada dalam sejarah,” ujarnya.