Jakarta — Upaya pencegahan radikalisme kini semakin diarahkan ke lingkungan sekolah, menyasar generasi muda yang dinilai rentan terpapar paham ekstrem melalui ruang digital. Pendekatan tersebut terlihat dalam kegiatan Police Goes to School yang digelar di SMA 2 Jakarta, Jalan Gajah Mada, Tamansari, Rabu (17/12/2025).
Kegiatan ini melibatkan Tim Densus 88 Antiteror Polri dengan pendampingan Polsek Metro Tamansari melalui Bhabinkamtibmas Kelurahan Keagungan. Ratusan siswa, guru, dan staf sekolah mengikuti sesi edukasi yang menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap radikalisme, terorisme, dan berbagai bentuk kenakalan remaja.
Melalui metode dialog terbuka, Densus 88 mengajak pelajar memahami bagaimana paham ekstrem kerap menyusup lewat media sosial, memanfaatkan rasa ingin tahu dan proses pencarian jati diri remaja. Para siswa didorong untuk bersikap kritis terhadap informasi, tidak mudah terprovokasi, serta berani menolak ajakan yang mengarah pada kekerasan.
Dalam pemaparannya, Densus 88 menegaskan bahwa radikalisme bukan sekadar persoalan keamanan, tetapi juga tantangan pendidikan dan karakter. Karena itu, penguatan literasi digital, pemahaman nilai agama yang moderat, serta sikap toleransi menjadi benteng utama bagi pelajar.
Rangkaian kegiatan diawali sambutan Kepala SMA 2 Jakarta, Setia Ningrum, M.Pd., dilanjutkan pemutaran video profil Densus 88. Materi utama bertajuk “Mencegah Terorisme, Mewujudkan Keamanan dan Kedamaian” disampaikan oleh AKP M. Dofir, kemudian dilanjutkan sesi diskusi interaktif yang mendapat respons aktif dari para siswa.
Kapolsek Metro Tamansari AKBP Riyanto, S.H., S.I.K., M.A., menyampaikan bahwa kehadiran Polri di sekolah merupakan bagian dari strategi pencegahan jangka panjang.
“Kami ingin pelajar memiliki pengetahuan, daya kritis, dan kepedulian sosial sehingga tidak mudah terpengaruh paham menyimpang dan justru mampu menjadi agen perdamaian,” ujarnya. Melalui kolaborasi Polri, Densus 88, dan institusi pendidikan, program Police Goes to School diharapkan mampu memperkuat ketahanan pelajar terhadap ideologi kekerasan sekaligus menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan kondusif.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!