Radikalisasi Mudah Terjadi di Dalam Lapas

Sentul – Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Kementrian Hukum dan HAM, Ilham Djaya, mengatakan bahwa radikalisasi sangat mudah terjadi di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Hal ini disampaikan dalam kegiatan workshop ‘Penguatan Kapasitas Pelayanan dan Pembinaan Narapidana Terorisme Pusat Deradikalisasi Lapas Khusus Kelas IIB Sentul’ di Sentul, Bogor pada Jumat (10/2/2017). Menurutnya, para narapidana terorisme ini memiliki kemampuan bicara yang baik dan didukung dengan latar belakang pendidikan yang cukup tinggi.

“Para napi terorisme ini mereka memiliki kemampuan untuk mengajak napi lainnya dekat dengan mereka. Sehingga mudah untuk menyebarkan ajaran mereka di dalam lapas. Hal ini saya sering amati sewaktu menjadi kepala lapas khusus teroris,” kata Ilham.

Ia juga mengatakan bahwa kebanyakan napi terorisme ini memiliki jaringan yang luas sehingga banyak yang akan datang mengunjungi. Ditambah lagi sifat napi terorisme yang cenderung eksklusif dan banyak ditakuti membuat napi lainnya banyak ikut dan berlindung di bawah napi terorisme.

“Biasanya kalo napi terorisme itu banyak yang besuk terus bawa makanan. Ini bikin napi lain nempel sama mereka. Napi terorisme juga sering ditakuti jadi banyak napi yang berkelompok dengan mereka. Disinilah penyebaran ajaran biasanya terjadi,” jelas Ilham.

Dengan adanya lapas khusus teroris di Sentul ini ia berharap dapat memperkecil kemungkinan di atas. Selain itu pembinaan terhadap para napi pun bisa lebih khusus lagi.

“Pola pembinaan untuk lapas khusus ya harus khusus dan harus disosialisasikan dan dimantapkan betul, terutama kepada para petugas lapasnya,” kata Ilham.