Solo – Wahid Foundation menggulirkan program pemberdayaan perekonomian dan deteksi dini radikalisme di desa bernama Desa Damai. Tidak disangka, program yang sudah digulirkan sejak beberapa waktu lalu tersebut mendapat perhatian dan apresiasi dari berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah negara Perancis.
Yenny Wahid selaku Direktur non aktif Wahid Foundation mengungkapkan, bahwa program desa damai bertujuan untuk memberikan harapan hidup lebih besar, lebih tinggi.
“Karena itulah kami menciptakan program Desa Damai,” terangnya di sela-sela Konferensi Desa Damai di Hotel Alana Solo, Selasa (9/10).
Dalam program Desa Damai yang dibuatnya, Yenny mengatakan ada beberapa komponen yang harus ada. Diantaranya, bahwa program tersebut adalah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Yang kedua adalah melatih masyarakat menciptakan sistem deteksi dini. Yakni ketika ada potensi radikalisme yang terjadi di lingkungannya.
“Kemudian tercipta dialog yang lebih baik antara anggota masyarakat, terciptanya sikap saling toleran terhadap sesama anggota masyarakat,” katanya.
Selain pemberdayaan ekonomi, Yenny mengatakan program Desa Damai juga ada ceramah mengenai agama. Dengan menggabungkan kedua komponen ini yakni ekonomi dan agama maka akan mampu mengatasi persoalan mengenai paham radikalisme di pedesaan.
Dan program yang sudah dibuatnya tersebut ternyata mampu menginspirasi dunia. Yenny mengatakan, banyak negara yang melirik program tersebut. Salah satunya adalah Perancis.
“November saya diundang dan sebuah forum yang dibuat oleh Presiden Perancis, saya diminta paparan untuk program Desa Damai. Mereka mau belajar,” katanya.
Dan, lanjut Yenny, akhir bulan ini dirinya juga diundang di New York oleh PBB juga untuk memaparkan mengenai program Desa Damai tersebut. Banyaknya negara yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai program Desa Damai tersebut karena program itu dianggap mampu untuk mengatasi rasa keputusasaan hingga akhirnya mampu memutus mata rantai radikalisme.