Damaskus – Kekalahan telak yang dialami oleh kelompok teror ISIS telah menyebabkan keputusasaan bagi para petinggi dan pengikutnya di Irak dan Suriah.
Kekalahan dalam berbagai pertempuran telah menyebabkan ISIS kehilangan banyak anggotanya yang tewas. Akibatnya mereka terusir dari Irak dan Suriah, termasuk wilayah Mosul yang tadinya menjadi basis kekuatan dan wilayah de facto kekhilafahan.
Berkurangnya kekuatan membuat mereka (ISIS) memerintahkan kaum perempuan untuk terjun ke medan pertempuran. Seorang petempur wanita ISIS terlihat ikut berperang di wilayah yang diduga sekitar kawasan sungai Efrat, Suriah. Milisi wanita itu muncul dalam video propaganda baru kelompok teroris tersebut.
Video propaganda tersebut dirilis ISIS pada 17 Februari 2018. Kelompok tersebut mengizinkan wanita berperang karena putus asa setelah kehilangan banyak anggotanya yang pria.
Dalam video tersebut juga ditampilkan lima wanita lainya memegang senjata yang digerakkan untuk berperang dalam sebuah truk berbendera ISIS. Salah satu milisi wanita terlihat bertempur di samping pria. Wanita tersebut menembakkan sebuah senapan dalam pertempuran.
Video propaganda terbaru ini dirilis dalam bahasa Inggris dan Arab. Seorang narator dalam video memuji para milisi yang berperang “Orang-orang bangkit untuk menanggapi seruan jihad dan mengikuti mereka, wanita mujahid yang saleh itu pergi ke pertempuranya dengan jubah suci dan iman, membalas dendam atas nama agamanya, dan untuk menghormati saudara perempuanya yang dipenjarakan oleh orang Kurdi murtad,” kata narator tersebut.
“Mereka memulai pertempuran balas dendam untuk wanita suci, ini adalah kampanye yang memulai era baru penaklukan,” lanjut narator dalam video tersebut.
ISIS menuduh bahwa mereka telah diusir pasukan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi dan kelompok lain di bawah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dari markas besar di Suriah.
Pada akhir Desember, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa jumlah anggota ISIS kurang dari 1.000 di wilayah-wilayah yang telh dibom di Suriah timur dan Irak barat.
Nikita Malik, Direktur Center for Respon to Radicalization and Terrorism di The Henry Jackson Society, mengatakan angka turunnya jumlah anggota ISIS menunjukkan kelompok itu putus asa.
“Ini menunjukkan unsur keputusasaan,” katanya kepada The Independent yang dikutip dari laman www.sindonews.com yang dilansir Jumat (9/2/2018). “Ini adalah penyimpangan besar dari propaganda awal mereka bahwa wanita adalah ibu rumah tangga yang harus mengambil peran sekunder.”