Putin: Pelaku Teror di Crocus City Hall Kelompok Islam Radikal

Moskow – Pasca penembakan massal di Crocus City Hall Moskow, Presiden
Rusia Vladimir Putin menyatakan pihaknya akan memburu pelaku dan otak
dari serangan teroris tersebut. Menurutnya, ada skenario besar berada
di belakang aksi yang merenggut nyawa kurang lebih 137 orang itu.

Putin mengatakan serangan teror di gedung konser Balai Kota Crocus,
pinggiran Moskow, adalah kelompok Islam radikal. Tapi, pihaknya sedang
menyelidiki siapa yang memberi perintah serangan. Sebanyak 137 orang
tewas dibantai dalam penembakan massal dan pembakaran gedung konser
pada Jumat malam lalu. Presiden Rusia sebelumnya mengecamnya sebagai
serangan biadab. Menurut orang nomor satu Rusia tersebut, Ukraina
kemungkinan sebagai pemberi perintah para teroris.

“Serangan ini dilakukan oleh kelompok Islam radikal,” kata Putin dalam
pidato pembuka panggilan video dengan para aparat penegak hukum, Senin
(25/3/2024)..

Putin mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya kini berusaha
menutupi proksi mereka di Kyiv, dengan bersikeras bahwa Ukraina tidak
ada hubungannya dengan serangan teroris tersebut dan bahwa pihak yang
bertanggung jawab adalah kelompok Islamic State—sebelumnya bernama
ISIS.

“Tapi kami tahu siapa yang melakukan serangan itu. Kami ingin tahu
siapa yang memesannya,” papar Putin.

Pihak penegak hukum Rusia saat ini sedang menyelidiki para pelaku,
yang telah ditangkap dan dibawa ke hadapan hakim pengadilan.
“Investigasi harus dilakukan secara profesional, tanpa bias politik
apa pun,” kata Putin.

Kelompok teroris yang menamakan dirinya Islamic State Khorasan
(ISIS-K) telah mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan
tersebut. Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia menahan tujuh tersangka
pelaku, yang sedang berkendara menuju Ukraina, serta empat tersangka
kaki tangan mereka. Orang-orang tersebut diidentifikasi sebagai etnis
Tajik. Putin mencatat bahwa fakta bahwa para teroris sedang menuju
Ukraina menimbulkan pertanyaan yang perlu dijawab.

“Siapa yang menunggu mereka di sana? Jelas bahwa mereka yang mendukung
rezim Kyiv tidak ingin menjadi kaki tangan dan sponsor terorisme. Tapi
masih banyak pertanyaan yang tersisa,” katanya.

AS dan Uni Eropa dengan cepat menegaskan bahwa Ukraina tidak ada
hubungannya dengan serangan tersebut dan bahwa Islamic State, sebuah
kelompok bayangan yang diduga beroperasi di Afghanistan dan Asia
Tengah adalah satu-satunya pelakunya.