Purbalingga Gelar Pawai Budaya Meriahkan Hari Jadi ke-194

Purbalingga – Pemerintah Kabupaten Purbalingga memperingati Hari Jadi
yang ke-194 dengan menggelar Pawai Budaya yang berlangsung meriah pada
Sabtu (28/12/2024). Kegiatan ini diikuti oleh 70 kontingen yang
berasal dari berbagai instansi, organisasi, sekolah, dan masyarakat,
serta menampilkan beragam kesenian tradisional yang khas dari
Kabupaten Purbalingga.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi atau yang akrab disapa
Bupati Tiwi, menyatakan bahwa pawai budaya merupakan tradisi yang
digelar setiap tahun untuk merayakan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga.
“Kegiatan pawai budaya ini merupakan salah satu tradisi yang kita
laksanakan setiap memperingati Hari Jadi Kabupaten Purbalingga di
bulan Desember,” ungkap Bupati Tiwi saat membuka acara.

Pawai tahun ini mengusung tema “Purbalingga Mandiri, Maju, dan
Sejahtera yang Berbudaya”. Menurut Bupati Tiwi, tema tersebut
mencerminkan komitmen pemerintah dan masyarakat Purbalingga untuk
terus melestarikan budaya lokal. “Peserta pawai menampilkan berbagai
kesenian daerah, dari mulai tek tek, Kontekan lesung, hingga berbagai
potensi kesenian lainnya,” tambahnya.

Kegiatan pawai budaya ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat,
termasuk Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi
wanita dan sosial masyarakat, instansi vertikal, BUMD, BUMN,
sekolah-sekolah, hingga Korwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Dindikbud). Setiap kontingen, yang terdiri dari 25 hingga 60 orang,
mempersembahkan tampilan kesenian khas Purbalingga dengan penuh
semangat.

Rute pawai dimulai dari GOR Goentoer Darjono, melewati Polsek Kota,
Taman Usman Janatin, pertigaan Toko Pojok, hingga berakhir di
Alun-Alun Purbalingga. Di sepanjang perjalanan, masyarakat Purbalingga
antusias menyaksikan pertunjukan yang menggambarkan kekayaan budaya
daerah mereka.

Bupati Tiwi tampil memukau dengan mengenakan Pakaian Adat Sulawesi
Selatan, menyambut peserta pawai bersama jajaran Forkopimda dan dewan
juri di sisi selatan Alun-Alun Purbalingga. Setiap kontingen diberikan
waktu maksimal tiga menit untuk menampilkan pertunjukan di depan
panggung kehormatan.

Acara pawai budaya ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang perayaan,
tetapi juga sebagai upaya dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya
lokal. “Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini, rasa cinta kita
terhadap kebudayaan lokal Purbalingga semakin besar, dan kesenian
lokal ini bisa terus berkembang di masa depan,” harap Bupati Tiwi.