Pupuk Toleransi Antarumat Beragama, Kedai Kasih Katedral Semarang Berbagi Sarapan Gratis

Semarang – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memupuk persaudaraan
dan toleransi antarumat beragama. Salah satunya dengan berbagai
makanan gratis kepada para duafa.

Hal itulah yang dilakukan oleh Kedai Kasih Katedral Kota Semarang
dengan berbagi sarapan gratis di Halaman Gereja Katedral di Jalan
Pandanaran, Randusari, Kota Semarang. Setiap hari Sabtu pagi. halaman
gereja sudah dipenuhi masyarakat sekitar. Mulai dari pedagang, tukang
ojek, pemulung, penyandang disabilitas, hingga lansia. Biasanya, pada
pukul 06.30 WIB pagi mereka sudah mengantre di depan pagar Gereja
Katedral.

Setelah pagar dibuka, lantas warga akan berbaris di depan meja makan
yang disediakan oleh relawan Kedai Kasih. Koordinator Kedai Kasih
Katedral Semarang, Mashuri Joko Wiyono, mengatakan, kegiatan berbagi
sarapan gratis yang diadakan oleh Kedai Kasih ini sudah dimulai sejak
tahun 2018 lalu.

“Dulu pertama kali kami adakan dalam rangka hari orang miskin sedunia,
tujuannya untuk berbela rasa kepada saudara-saudara kita yang mungkin
lemah, miskin, dan penyandang disabilitas,” ucap Win, sapaan akrabnya,
dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).

Win menyebut, kegiatan tersebut tentunya bertujuan untuk membantu
kepada sesama manusia, sekaligus memupuk bentuk toleransi antar-umat
beragama di Kota Semarang. “Banyak sekali yang datang, masyarakat
sekitar sini, warga yang kurang mampu, difabel, pedagang, paling jauh
dari Citarum, dari agama apa saja,” ungkap dia.

Win mengatakan, antusias warga yang ikut dalam kegiatan sarapan gratis
Kedai Kasih semakin meningkat tiap tahunnya. Dulunya, Win hanya
menyediakan 100 porsi setiap hari Sabtu. Namun, saat ini, Kedai Kasih
Katredal Semarang selalu menyiapkan sekitar 220 porsi makanan.

“Cepet habisnya, mulai jam 06.30 WIB pagi, jam 07.30 WIB sudah habis,
lenyap,” ungkap dia.

Win menyebut, makanan yang disediakan tiap Sabtu di Kedai Kasih
memiliki menu yang beragam. Mulai dari nasi ayam, nasi kuning, soto,
dan masih banyak lainnya.

“Kami ambil menunya dari pelaku UMKM yang berbeda tiap minggunya.
Jadi, sama-sama saling mendukung dan menghidupi,” ucap Win.

Uniknya, selain dari Gereja Katedral, dana Kedai Kasih ini berasal
dari donasi para umat, hingga relawan. “Kami tidak membatasi donasi
dari umat. Misal mau donasi uang boleh, makanan boleh, semua terserah.
Berapapun kami terima, yang pasti suka rela,” ucap dia.

Win berharap ke depannya Kedai Kasih Katedral Semarang dapat selalu
membantu dan berbagi kebahagiaan kepada masyarakat Kota Semarang yang
membutuhkan. “Senang saja bisa melayani, semakin banyak semakin baik.
Kalau sekarang kami baru batasi sampai 220 paket makan, kami naikin
pelan-pelan,” pungkas Win.