Pupuk Persatuan dan Kerukunan, Istri Gus Dur Berbuka Puasa Bersama di
Gereka Paroki Santa Maria Kulon Progo

Kulon Progo – Setelah melakukan sahur bersama di Kelenteng Hok Tek
Bio, Purwokerto, istri Presiden ke-4 Indonesia KH. Abdurrahman Wahid
(Gus Dur), Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid melanjutkan roadshow Bulan
Ramadan dengan berbuka puasa di di Gereja Paroki Santa Maria Bunda
Penasihat Baik Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini digelar untuk memupuk semangat
persatuan dan kerukunan antar umat beragama.

Acara bertajuk buka puasa bersama Nyai Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid
ini digelar di halaman utama kompleks Gereja Santa Maria Bunda
Penasihat Baik Wates pada pukul 15.30-19.00 WIB. Acara ini diikuti
oleh ratusan masyarakat dari berbagai agama dan kepercayaan yang ada
di Kulon Progo dan sekitarnya. Selain itu juga dihadiri oleh para
Gusdurian, tokoh lintas agama dan kaum dhuafa.

Dalam acara itu juga menampilkan sejumlah seni dan hiburan yang
bernafaskan islami, seperti Hadroh dari anggota Polres Kulon Progo
hingga pembacaan ayat suci Al-Quran. Jelang berbuka puasa, acara diisi
dengan tausyiah oleh Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

Sinta mengatakan dirinya merasa bahagia bisa hadir dalam kegiatan ini.
Menurutnya acara ini merepresentasikan wajah Indonesia yang penuh
dengan keberagaman suku dan agama.

“Saya sendiri merasa sangat bahagia, karena saya merasa bahwa saya
seolah-olah melihat miniatur Indonesia yang sangat indah. Karena di
sini berkumpul tidak hanya berbagai suku bangsa tapi juga berbagai
agama. Inilah wajah dari rakyat Indonesia. Karena itu sekali lagi saya
merasa bahagia sekali hadir di tempat ini,” ucapnya, Kamis
(21/3/2024).

Nyai Sinta juga berpesan kepada rakyat Indonesia agar senantiasa
menjaga kerukunan serta toleransi antar umat beragama. Ia berharap
agar persatuan dan kesatuan Indonesia bisa tetap terjaga.

“Kita ini adalah masyarakat yang pluralis, terdiri dari berbagai suku
dan agama. Karena itu harus bisa hidup rukun, saling menghormati
saling menghargai, saling menyayangi, itu pesan saya,” tuturnya.

“Ya sebetulnya kian hari kian membaik, tapi kan ada masalah-masalah
yang dianggap sebagai pemicu tentang persatuan dan kesatuan. Nah itu
supaya dihindari. Tidak ada satupun yang boleh merusak persatuan dan
kesatuan bangsa,” ujar Nyai Sinta.

“Karena persatuan dan kesatuan dari rakyat Indonesia merupakan pilar
utama dari tegaknya negara Indonesia,” imbuhnya.

Ia juga berharap Pemilu yang digelar 14 Februari 2024 lalu tidak
merusak kekompakan rakyat. Dia menekankan bahwa tidak ada satupun yang
boleh memecah belah bangsa ini.

“Harapannya semuanya tetap (rukun). Tidak ada satupun yang boleh
dijadikan alat atau pemicu perpecahan dan pertikaian untuk memecah
belah bangsa dan negara,” ujarnya.

Pastor Gereja Paroki Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates, Romo
Aloysius Budi Purnomo mengatakan acara ini merupakan kolaborasi antara
pihak gereja dengan program Safari Ramadan yang dibesut oleh istri
mendiang Gus Dur.

Program itu sebenarnya bernama ‘Sahur Keliling’, tapi karena
penyelenggaraannya di gereja maka waktu pelaksanaannya diubah jadi
sore hingga tiba waktunya berbuka puasa.

“Ini merupakan momentum yang rutin setiap tahun dipercayakan oleh Bu
Sinta kepada saya sebagai salah satu bagian program sahur keliling
beliau setiap tahun di Bulan Ramadan. Maka buka bersama ini menjadi
salah satu upaya dari beliau untuk terus membangun kerjasama dengan
siapa saja tanpa diskriminasi apapun agama dan kepercayaannya,”
ujarnya/.

“Nilai plus kegiatan ini adalah menjunjung tinggi kemanusiaan,
kerukunan, persaudaraan dan semangat kebangsaan yang tanpa
diskriminasi,” imbuhnya.

Budi ini mengaku senang dengan kesediaan Sinta menggelar acara berbuka
puasa bareng di gereja. Apalagi acara ini sesuai dengan prinsip Gereja
Paroki Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates yang ingin bisa lebih
melebur kepada masyarakat.

“Ini menjadi salah satu program kerja paroki untuk membawa gereja yang
semakin nyambung dengan masyarakat setempat. Sehingga gereja bukan
menjadi menara gading yang tertutup, tapi mau srawung dengan warga di
sekitar gereja,” jelasnya.