Jakarta – Sebanyak 70 peneliti dari dalam dan luar negeri berkumpul
dalam forum International Conference on Religious Moderation (ICROM)
2023 di Yogyakarta untuk membahas moderasi beragama di Indonesia.
“Para peneliti ini berdiskusi tentang harmoni dan diskusi inter-teks
terkait moderasi beragama di Indonesia,” ujar Kepala Subdirektorat
Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Dirjen Bimas Islam
Kementerian Agama (Kemenag) Dedi Slamet Riyadi dalam keterangan di
Jakarta, Kamis (24/8).
Dedi mengatakan ICROM merupakan forum pertemuan peneliti dan akademisi
dari Indonesia dan luar negeri membahas keberagamaan yang berlangsung
pada 24-26 Agustus 2023.
Kegiatan tersebut diinisiasi El Bukhari Institute dan Kemenag yang
bekerja sama dengan sejumlah pihak baik perguruan tinggi hingga
lembaga swasta.
Menurutnya, sebanyak 300 peneliti mengirimkan naskah penelitian mereka
yang membahas berbagai fenomena keberagamaan di Indonesia. Dari jumlah
itu, sebanyak 70 peneliti hadir secara langsung dan naskahnya
terseleksi.
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia periode 2014-2019 Lukman
Hakim Saifuddin mengingatkan tentang bagaimana moderasi beragama jadi
penting untuk terus digali.
Lukman yang juga penggagas moderasi beragama mengakui saat ini Islam
di Indonesia mendapatkan tantangan besar. Padahal dalam konteks
global, peran agama vital dalam menangani berbagai masalah dan
tantangan dunia.
Ia mengingatkan bahwa dalam menghadapi keragaman beragama penting
untuk memahami hakekat ajaran agama itu sendiri.
“Guru-guru, orang-orang tua kita, mengajarkan ajaran agama itu bisa
diklasifikasikan dalam dua kategori. Pertama ajaran agama yang
universal, inti, pokok. Ajaran ini bisa dipahami oleh semua orang
beragama di dunia,” kata dia.
Lukman berharap ICROM 2023 akan menjadi platform yang luas untuk
diskusi dan ide-ide segar tentang moderasi beragama sebagai solusi
bagi tantangan agama dalam masyarakat.