Lamongan – Sekitar 200 peserta memenuhi halaman masjid Baitul Muttaqin di desa Tenggalun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, untuk melaksanakan upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72, Kamis (17/8/2017).
Ratusan peserta tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar, tetapi juga terdiri dari sekitar 30 mantan kombatan dan narapidana terorisme. Tak hanya itu, petugas upacara bendera kebanyakan terdiri dari pelaku maupun keluarga pelaku bom Bali 1.
Pengibar bendera terdiri dari Zulia Mahendra yang merupakan anak mantan teroris Amrozi, Saiful Arif, mantan teroris kasus Poso,, dan Khoerul Mustain, anak sulung terpidana teroris bom Bali 1, Nor Minda.
Menariknya Saiful sebagai pembawa bendera tetap semangat melangkah demi mengibarkan bendera merah putih meski dengan langkah tertatih karena bekas luka tembak di kaki. Hal ini menjadi bukti sang mantan teroris yang sudah benar-benar kembali mencintai NKRI.
Tidak hanya pengibar bendera, hampir semua petugas upacara merupakan mantan teroris. Seperti Perwira Upacara, yaitu Yusuf Anis yang merupakan lulusan akademi militer mujahidin Afghanistan. Komandan Upacara juga dilaksanakan oleh Yoyok Edi Sucahyo yang pernah terlibat sebagai anggota MILF.
Petugas upacara sebelumnya sudah mempersiapkan diri melalui latihan rutin selama 2 minggu menjelang peringatan HUT RI. Mereka dilatih langsung oleh petugas dari Polres Lamongan.
Ali Fauzi, mantan teroris yang juga kini sudah menjadi pengurus masjid dan ketua Yayasan Lingkar Perdamaian turut berpartisipasi dengan membacakan naskah proklamasi.
“Ini adalah implementasi dari ikrar saya dan kawan-kawan beberapa bulan lalu saat peresmian Lingkar Perdamaian. Saya tidak mau mendengar masyarakat bicara ikrar saya hanya di mulut saja, maka ini buktinya” ungkap adik dari Amrozi ini saat ditemui pada pelaksanaan upacara.
Upacara berlangsung tepat pukul 09.50 WIB secara khidmat di halaman Masjid Baitul Muttaqien yang baru diresmikan 21 Juli lalu oleh kepala BNPT, Suhardi Alius.
Kapolres Lamongan, AKBP Juda Nusa Putra terjun langsung menjadi inspektur upacara.
“Ini wujud untuk menyatakan pada masyarakat bahwa mereka sudah NKRI, sudah cinta tanah air. Luar biasa, sangat saya apresiasi.”
Upacara ditutup dengan pembacaan doa yang membawa pesan perdamaian oleh Ustadz Chozin yang juga merupakan kakak tertua dari Ali Fauzi. Dalam doanya, ia menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan persatuan NKRI.
Kegiatan peringatan HUT RI ke-72 ini akan dilanjutkan dengan berbagai perlombaan yang turut memeriahkan hari kemerdekaan seperti panjat pinang, balap karung, pukul bantal, dan mash banyak lagi. Berbagai hadiah sudah disiapkan untuk menghibur peserta, mulai dari TV, kulkas, hingga kambing.