Tasikmalaya – Puluhan mantan narapidana terorisme (napiter) di
Tasikmalaya menggelar deklarasi siap menyukseskan Pemilu 2024. Mantan
napiter yang tergabung dalam Yayasan Ansharul Islam menggelar
deklarasi di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Kota Tasikmalaya,
Senin (17/11/2023).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tasikmalaya Ade Hendar
mengatakan bahwa Pemilu adalah momen penting yang digelar lima tahun
sekali. Dalam pelaksanaannya diperlukan kondisi wilayah yang kondusif,
baik dari keamanan juga ketertiban.
“Kami beserta KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu (Badan Pengawas
Pemilu), dan jajaran lain, mengundang para eks napiter yang menyatakan
untuk mendukung dan berperan aktif dalam pelaksanaan pemilu,” kata
Ade.
Ia menjelaskan bahwa setidaknya ada 31 mantan narapidana teroris yang
ikut dalam deklarasi untuk berperan aktif dalam pemilu.
“Semua warga negara pada dasarnya memiliki hak untuk melakukan ikut
berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilu, termasuk para eks napiter,
namun mereka sudah lama tak menggunakan hak suaranya lantaran selama
ini menganggap Pemilu sebagai hal yang keliru,” jelasnya.
Ade mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan KPU dan
Bawaslu agar para mantan narapidana teroris mendapatkan pemahaman
tentang cara menggunakan hak suara dalam Pemilu. Dengan pemahaman yang
diberikan akan mempermudah mereka dalam Pemilu.
Ketua Yayasan Ansharul Islam, Anton Hilman mengatakan, para napiter
siap menyukseskan pemilu. “Sebelumnya mereka menolak memilih karena
tidak sesuai dengan ideologi yang mereka anut,” kata Anton.
Saat ini, para mantan napiter itu sudah bisa berpikir jernih. Mereka
sudah menjadi bagian dari warga biasa dan sudah memegang ideologi
Pancasila.
“Kami sudah bersepakat mewujudkan pemilu yang damai. Kami berharap
demokrasi bisa terwujud dengan baik pada Pemilu kali ini,” tandas
Anton.