Puji “Satukan NKRI”, Mensos Gulirkan Ide Usaha Bersama Mantan dan Korban Terorisme

Jakarta – Dihadirkan sebagai salah satu stake holder dan kementerian, pada acara “Silaturahmi Kebangsaan (Satukan) NKRI” yang diikuti mantan napi terorisme dan korban (penyintas), Menteri Sosial Idrus Marham langsung menggulirkan solusi jitu. Solusi itu berupa ide membuatkan usaha bersama antara mantan napi terorisme dan penyintas.

“Dalam perspektif Kemensos, barangkali kegiatan “Satukan NKRI” ini tidak hanya sekadar saling kenal mengenal dan saling memaafkan. Tapi harus dibangun perspektif baru yaitu dibangun suatu usaha bersama sehingga ada satu kesatuan berupa usaha bersama. Itu bisa melibatkan secara aktif para mantan napiter dan korban serta keluarganya. Intinya, Kemensos bisa menjembatani ini dengan usaha ekonomi kreatif untuk dijalankan mantan napiter dan penyintas,” papar Mensos Idrus Marham saat memberikan paparan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/8/2018).

Mantan Sekjen Partai Golkar ini menilai “Satukan NKRI” yang digagas BNPT ini adalah suatu hal yang mendasar bagi Indonesia di masa depan. Menurutnya, silaturahmi ini sangat panting karena betul-betul berdasarkan kesadaran yang muncul dari dalam hati masing-masing pihak. Dengan begitu ke depan diharakan bisa menimbulkan motivasi sebagai anak bangsa untuk hidup bersama kedepan.

“Saya kira ini kuncinya sehingga pertemuan ini tidak hanya formalitas saja, tapi lahir dari sebuah kebutuhan bersama sebagai anak bangsa sehingga ada keserasian kedepan,” imbuh Idrus.

Sebagai mantan Ketua Umum Pemuda Masjid, Idrus menilai silaturahmi ini dalam perspektif pemuda masjid ada empat tingkatan yaitu taaruf atau sekadar mengenal, kemudian saling memahami, lalu bisa saling tolong menolong, dan terakhir saling memanfaatkan.

Karena itu, ia meminta kegiatan “Satukan NKRI” ini tidak hanya pertama atau kedua, tapi ada yang ketiga dan keempat dan seterusnya. Kegiatan ini juga menjadi sebuah kebutuhan bagi Indonesia sebagai masyarakat majemuk.

Ia melanjutkan, masalah mantan napiter dan korban ini merupakan akibat dari bencana sosial yaitu bencana akibat perilaku manusia. Karena itu Kemensos pada tahap awal sudah punya program, seperti juga cara menangani bencana alam.

“Saya pastikan semua bisa kita bantu, baik bencana alam maupun sosial. Ini akan kami lakukan secara sinergi terpadu dengan unit kerja lain, seperti BNPT. Juga karena sudah ada instrumen yang diambil dari kebijakan Presiden Joko Widodo, saya kira seluruh keluarga napi terorisme dan korban bisa kita masukkan program PKH, Bansos, Rastra, KIS, dan KIP. Intinya tidak ada alasan mereka tidak dibantu,” pungkas Idrus Marham.