Washington DC – Akal licik kelompok ISIS terus terjadi. Di tengah pandemi Covid-19, ISIS justru melakukan gencar menyebar propaganda untuk melakukan perekrutan anggota baru. Salah satunya dengan membajak akun bintang pop Justin Bieber.
Dilansir The Sun, pekan lalu, ISIS dilaporkan telah menggunakan #JustinBieber untuk menyebarkan pesan keji yang seolah-olah mendukung ketenaran bintang pop berusia 26 tahun itu, dan memanfaatkan basis penggemar mudanya.
Bieber memiliki pengikut terbanyak kedua di Twitter, 112 juta, setelah Barack Obama dan 26 juta jauh lebih banyak dari orang nomor 1 AS Donald Trump. Tagar berdasarkan namanya digunakan ratusan kali setiap jam dan merupakan surga bagi penggemar yang ingin berbagi foto atau mengobrol tentang penyanyi favorit mereka. Orang-orang ISIS yang diam-diam melihat itu sebagai peluang, karena mereka dilaporkan telah berusaha membajak jaringan sosial untuk mendorong propaganda kepada gadis-gadis remaja.
Para teroris juga mencuri akun penggemar yang didedikasikan untuk Bieber, dan menggunakannya untuk mempromosikan materi dari banyaknya agenda propaganda melalui online dengan sangat besar.
Para orang tua telah berbicara tentang kengerian mereka karena dikhawatirkan anak-anak berusia 9 tahun dapat terekspos kelompok teror tersebut. ISIS telah runtuh di Timur Tengah, tetapi dikatakan berkumpul kembali, melanjutkan upayanya secara online untuk mencoba menyebarkan kebencian dan merekrut lebih banyak pengikut.
Menggunakan tagar Bieber, teroris mengunggah video seorang pejuang ISIS dengan aksen Inggris yang berbicara di samping adegan tubuh yang membusuk dan pertempuran sengit, lapor Daily Express. Itu disertai dengan keterangan “Demi Allah” dan juga menyertakan tagar dengan topik populer lainnya, seperti Hollywood dan Bollywood.
Pengungkapan ini muncul saat Institute of Strategic Dialogue (ISD) mengungkapkan bahwa mereka menemukan perpustakaan digital besar yang dijuluki “Cache Kekhalifahan”. File tersebut berisi lebih dari 90.000 item dan menerima lebih dari 10.000 pengunjung unik setiap bulan. Para ahli menemukan hal itu setelah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam serangan pasukan khusus AS Oktober lalu.
Mengungkap temuan mereka hari ini, ISD mengatakan cache berisi dokumen dan video dalam 9 bahasa berbeda. Itu termasuk instruksi tentang bagaimana menjadi “teroris yang lebih baik”, termasuk rincian rumit dari serangan sebelumnya, seperti pemboman Manchester Arena 2017 dan serangan 7/7 di jaringan transportasi London pada 2005.
Wakil direktur ISD, Moustafa Ayad mengatakan kepada BBC, “(Ada) semua yang perlu Anda ketahui untuk merencanakan dan melakukan serangan.” “Hal-hal yang pada dasarnya mengajari Anda bagaimana menjadi teroris yang lebih baik,” ujar Ayad.
Pejabat ISD melacak materi yang dibagikan secara online menggunakan beberapa akun palsu, termasuk yang terkait dengan Bieber. Seorang ibu, yang memiliki anak berusia 9 tahun, mengatakan kepada Express. “Saya mengizinkan putri saya menggunakan Twitter dan dia tahu semua tentang menggunakan tagar untuk mencari berita dan gambar Justin Bieber.”
Orang tua (40 tahun) dari Surrey juga berkata, “Saya akan ngeri jika dia pernah melihat gambar seperti yang ada di video (ISIS).”
Sebagian besar dari mereka yang terpikat untuk melihat Cache Kekhalifahan adalah pria berusia 18 hingga 24 tahun di dunia Arab dengan 40 persen lalu lintas berasal dari media sosial. Meski pun, menggunakan Twitter, YouTube tampaknya menjadi sumber situs paling sukses untuk menarik calon korban pencucian otak. Petugas kepolisian mengatakan mereka telah menerima data dari ISD yang katanya sedang ditimbang oleh pihak berwenang.