Serang – Sebagai upaya mencegah intoleransi, kekerasan dan bullying yang masih marak terjadi di lingkungan sekolah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) kembali melakukan sosialisasi program Sekolah Damai yang sudah menjadi program prioritas BNPT di tahun 2024 ini.
Jika sebelumnya program Sekolah Damai ini berlangsung di provinsi Sulawesi Selatan, yang bertempat di SMA Negeri 1 Palu, pada tahun 2023 lalu, maka di tahun 2024 ini Provisi Banten mengawali program Sekolah Damai yang bertempat di SMA Negeri 3 Serang.
Dipandu bersama Duta Damai Dunia Maya Regional Banten, program ini diselenggarakan selama dua hari dimana hari pertama digelar “Pelatihan Guru dalam rangka Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan dan Bullying” yang diikuti kurang lebih 70 guru SMAN se kota Serang pada Senin (29/4/2024).
Selanjutnya di hari kedua, Selasa (30/4/2024) berlangsung Sosialisasi bagi para siswa mengambil tema “Pelajar Cerdas, Cinta Damai. Tolak Intoleransi, Bullying dan Kekerasan”. Sosialisasi ini diikuti tidak kurang sebannyak 550 siswa SMA sederajat se-kota Serang yang terdiri dari SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 6, MAN 1, MAN 2, SMA Peradaban dan SMA Informatika.
Kasubdit Kontra Propaganda (KP) BNPT, Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono, SH, M. Krim., dalam sambutannya saat membuka sosialisasi tersebut meminta kepada para siswa untuk selalu menjaga perdamaian di lingkungan sekolah untuk dapat menolak intoleransi, bullying maupun tindakan kekerasan.
“Tanpa kita sadari sekolah kita menimba ilmu selama 3 tahun ini tentunya akan membentuk keterikatan antar yang satu dengan yang lain. Jadi tidak ada gunanya itu melakukan kekerasan, bullying ataupun intoleransi. Kita semua ini tentu berbeda baik itu berbeda jenis kelamin, berbeda jenis pendapat dan perbedaan yang lainnya,” ucap Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono.
Kasubdit KP menjelaskan, Indonesia ini adalah negara yang besar, Masayrakatnya yang didalamnya ada pelajar yang mana satu sama lain juga tidak ada yang sama. Jadi kalau terus merasakan tidak senang dengan perbedaan yang ada diantara sesame, maka itu nanti akan tumbuh sifat intoleran.
“Sehingga idak senang dengan apa yang ada di sekitar kita. Tentunya hal itu tidak baik. Karena itu saya minta kepada adik-adik sekalian untuk bisa lebih toleran dan bisa menerima perbedaan dengan antar sesama. Karena memang kita diciptakan pasti berbeda. Dan kita itu memang harus terbiasa dengan perbedaan yang ada di antara kita,” ujarnya.
Demikian juga dengan kekerasan dan bullying. Menurutnya, kekerasan dan bullying itu tentunya tidak perlu terjadi karena belum tentu nanti teman-teman sesama siswa di sini yang kelihatan lebih pintar, lebih hebat baik fisiknya hebat akademisnya hebat nanti setelah lulus akan menjadi lebih hebat.
“Karena saya pernah mengalami sendiri. Dulu teman SMA saya yang kelihatannya hebat ternyata setelah keluar juga biasa-biasa saja. Teman saya yang kelihatannya biasa-biasa saja, tidak menonjol di akademis dan tidak bisa apa-apa ternyata sekarang bisa jadi lebih hebat lagi. Maka dari itu kita tidak perlu membully teman nggak suka dengan teman tentunya tidak perlu terjadi,” ucapnya.
Karena menurut Alumni Akmil 1996 ini para siswa harus bisa memelihara dengan baik hubungan silaturahmi, kekeluargaan, kebersamaan antar sesame teman sekolah. Karena bukan tidak mungkin saat setelah lulus dan dewasa nanti para siswa akan punya ikatan yang sangat kuat dengan para teman-temannya.
“Kalau kita punya hubungan baik, suatu saat nanti kalau kita bertemu lagi pasti suasananya tentunya akan lebih enak lagi. Kita akan mudah menjalin hubungan, mudah punya koneksi, dimana segala sesuatu semuanya bisa saya membantu satu sama lain,” ujarnya.
Selain itu dirinya juga mengingatkan, negara Indonesia ini begitu luas dimana dengan berbagai perbedaan yang ada negara ini sudah punya ideologi yaitu Pancasila. Dimana ideologi ini datang dari pendahulu founding fathers bangsa sehingga harus dipertahankan.
“Karena Pancasila ini adalah ideologi yang sesuai dengan apa yang ada di negara Indonesia. Kalau mungkin negara lain punya ideologi tersendiri yang disesuaikan dengan karakter yang ada di wilayahnya, demikian pula dengan bangsa kita juga sesuaikan bahwa yang cocok dengan Indonesia itu adalah Pancasila sebagai ideologi,” ujarnya.
Untuk itu dirinya mengatakan, meskipun para siswa yang hadir ini berbeda baik dari status sekolah dan sebagainya, hal tersebut tidak perlu dipertentangkan. Para siswa harus bisa saling berkomunikasi, bisa saling bergaul satu sama lain bersilaturahmi dan menjaga kekompakan dengan kawan kawannya sebagai satu daerah di kota Serang
“Mudah-mudahan sosialisasi Sekola Damai ini dapat memberikan wawasan baru bagi adik-adik. Setelah melangkah keluar nanti. Itu sangat penting.. Apa yang diberikan narasumber nanti untuk bisa disimak dengan baik, karena hal ini nanti akan sangat penting buat kehidupan kalian sehari-hari,” ujarnya mengakhiri.