Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan mengadakan acara Dialog Pelibatan Civitas Akademica dalam Pencegahan Terorisme di Auditorium Al Jibra Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada Selasa, 2 Nopember 2020.
Kegiatan yang juga di siarkan live streaming youtube UMI Makassar ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika Universitas Muslim Indonesia (UMI) , Ketua dan jajaran Yayasan Badan Wakaf UMI, Rektor dan para Wakil Rektor, serta Dosen, Pegawai, dan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan.
Ketua FKPT Sulawesi Selatan Dr. Muammar Bakri, LC menyampaikan bahwa FKPT adalah mitra Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di daerah yang hadir untuk mencegah terorisme dan membendung radikalisme, mempererat silaturahim dan kebersamaan dengan civitas akademika, dan senantiasa mengajak membuka ruang diskusi pemikiran atas hadirnnya kelompok radikalisme di masyarakat.
Prof Dr. Basri Modding, SE., M. S.I selaku Rektor Universitas Muslim Indonesia menyampaikan bahwa UMI sudah memiliki metode pencegahan paham radikalisme sejak lama melalui program Pesantren dan Penceraham Kalbu untuk semua civitas akademika mulai dari Dosen dan Mahasiswa Baru dengan menanamkan 16 karakter dan sudah berlangsung secara reguler setiap tahun.
Brigjen Pol. H. Ahmad Nurwakhid, SE. MM, dalam sambutannya sebagai Direktur Pencegahan BNPT mengatakan bahwa terorisme adalah extra ordinary crime, kejahatan kemanusiaan dan kejahatan pidana. Olehnya penaganannya harus secara komprehensif dan holistik karena akar terorisme adalah radikalisme yang menjiwai gerakannya.
Menurutnya, radikal terorisme bukan monopoli salah satu agama tertentu, tapi berpotensi ada diseluruh agama, kelompok, sekte dan setiap individu manusia, sehingga radikal terorisme yang mengatas namakan Islam adalah fitnah bagi agama Islam. Sebagaimana kelompok radikal terorisme yang juga mengatasnamakan agama dan menghembuskan narasi dengan medikotomikan antara agama dan negara.
Direktur Pencegahan BNPT ini sangat mengapresiasi Program Pesantren dan Pembinaan Karakter Building yang sudah dilakukan oleh Universitas Muslim Indonesia sejak masuknya mahasiswa baru dan pada saat penerimaan tenaga Dosen baru yang dianggap sebagai bentuk imunisasi bagi vaksin radikalis terorisme yang berpotensi tersemai di kampus kampus sejak dini.
Karena menurutnya, akar masalah besar terorisme adalah ideologi. Ideologi menyimpang yang menjadi motif radikal terorisme yang bisa dipicu oleh beberapa faktor utama seperti politisasi agama, ekonomi, kebencian, dendam, ketidakpuasan, dan pemahaman agama yang tidak kafah. Sehingga penguatan civil society, khususnya dalam lapisan lingkungan akademik, masyarakat kampus dan organisasi mahasiswa adalah penting untuk selalu dilakukan karena radikal terorisme adalah musuh bersama yang merupakan ancaman atas keberlangsungan berbangsa dan bernegara.
” Formulasi Pancasila yang digodok oleh founding father bangsa ini adalah substansi yang digali dari nilai nilai agama dan budaya. Mengamalkan pancasila dengan benar adalah mengamalkan nilai Agama, dan itu perlu terus disemai di dunia akademik” tegasnya.