Samarinda – Anggota Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Willy Pramudya, menyambut baik meningkatnya profesionalisme media massa pers dalam peliputan isu-isu terorisme di Kalimantan Timur. Meski demikian, secara umum profesionalisme media terkait hal tersebut masih harus ditingkatkan.
“Tahun lalu BNPT dan FKPT mengadakan diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme, dan di Kalimantan Timur saya mendapatkan laporan hasilnya memuaskan. Ini bagus dan harus dipertahankan,” kata Willy saat menjadi narasumber dalam Visit Media BNPT dan FKPT Kalimantan Timur ke Radio Dakwah Darussalam, Rabu (19/7/2017).
Sebagai catatan, Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dilaksanakan oleh BNPT dan FKPT dengan melibatkan Dewan Pers dan AJI Indonesia di 32 provinsi sepanjang tahun 2016. Sebagai indikator penilaian, dalam peristiwa pelemparan molotov di Gereja Oikumene Samarinda, sejumlah media di Kalimantan Timur sudah mampu mengurangi adanya glorifikasi, framing, dan pelanggaran lain dalam pemberitaannya.
Peningkatan profesionalisme media dalam peliputan terorisme, tambah Willy, juga dapat dilihat di Medan Sumatera Utara. “Sayangnya masih ada media massa pers di daerah-daerah lain yang belum berlaku profesional, salah satunya di Jakarta,” ujarnya.
Willy mencontohkan, saat terjadi ledakan bom di halte Trans Jakarta di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, beberapa bulan yang lalu, masih didapati adanya media yang menampilkan gambar bermuatan kengerian.
“Padahal dengan menampilkan gambar seperti itu, media secara tidak langsung sudah menebar teror baru. Jelas ini sangat disayangkan, karena media seharusnya loyal kepada masyarakat,” urai Willy.
Untuk proses peningkatan profesionalitas media tersebut, Willy mendorong FKPT sebagai kepanjangan tangan BNPT untuk meneruskan sosialisasi Pedoman Peliputan Terorisme. FKPT juga didorong untuk menjalin kerjasama yang baik dengan media massa pers setempat, agar komunikasi dan penyampaian setiap hal terkait terorisme dalam dilakukan dengan mudah.
Visit Media merupakan salah satu metode yang dijalankan dalam kegiatan Pelibatan Media Massa Pers dalam Peliputan Terorisme. Satu metode lainnya adalah dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat.
BNPT dan FKPT di 32 provinsi, pada tahun 2017 juga menggelar lomba karya tulis jurnalistik, dengan tema besar kearifan lokal sebagai sarana pencegahan terorisme. [shk/shk]