Prof Ali Masykur Musa: Negara Pancasila Adalah Wujud Pengamalan Islam di Indonesia

Jember – Cendekiawan Muslim dan tokoh Nahdlatul Ulama, Prof Dr KH Ali Masykur Musa, menegaskan bahwa Negara Pancasila merupakan bentuk nyata pengamalan ajaran Islam di Indonesia. Menurutnya, nilai-nilai dasar Pancasila sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan keadilan, kemanusiaan, dan musyawarah.

Hal itu disampaikan Prof Ali Masykur dalam acara bedah buku “Prinsip-Prinsip Negara Indonesia: Syarah Konstitusi” yang digelar di Gedung BEC UIN KHAS Jember, Senin (13/10/2025).

“Negara Pancasila adalah pengamalan Islam di Indonesia. Islam sebagai sistem bisa diterapkan di mana saja. Meskipun Indonesia bukan negara Islam, tetapi Islam menjadi esensi dalam menjalankan kehidupan bernegara,” ujar Ali Masykur, yang juga menjabat sebagai Mudir ‘Aali Jatman.

Ia menjelaskan bahwa dalam sejarah Islam, bentuk negara tidak bersifat tunggal. Sejak masa khilafah, sistem pemerintahan Islam selalu menyesuaikan dengan konteks masyarakat dan budaya setempat. Karena itu, Indonesia yang berasaskan Pancasila tetap mencerminkan nilai-nilai Islam, sebab seluruh prinsip dalam konstitusi tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

“Dalam Islam, keputusan diambil melalui musyawarah, hak asasi manusia dijunjung tinggi, dan keadilan menjadi tujuan utama. Tidak satu pun pasal dalam UUD 1945 yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Kalau kata Gus Dur, Islam itu eklektik dalam menegakkan keadilan,” ujarnya menegaskan.

Ali Masykur menilai bahwa Indonesia tidak perlu disebut sebagai negara Islam, karena Pancasila sudah mengandung nilai-nilai yang menjadi inti ajaran Islam. Ia bahkan menyebut Indonesia sebagai “Darul Nisak”, dengan semangat Negara Madinah kedua yang tumbuh subur di bumi Nusantara.

“Kesimpulannya, negara Pancasila adalah pengamalan Islam di Indonesia. Tidak perlu kita sebut negara Islam Indonesia,” katanya lugas.

Dalam diskusi tersebut, Ketua MUI Jember, Dr KH Abdul Haris, yang hadir sebagai pembanding menggantikan KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman, menilai pandangan Prof Ali Masykur sejalan dengan prinsip dasar kebangsaan.

“Prinsip dasar negara sudah benar. Yang perlu dijaga adalah konsistensi pelaku-pelakunya, mulai dari presiden, pemerintah, hingga masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.

Senada, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jember, Prof Dr H Aminullah Elhadi, menyatakan bahwa Muhammadiyah juga memiliki pandangan serupa terhadap asas tunggal Pancasila.

“Sejatinya Muhammadiyah sangat menyepakati asas tunggal Pancasila, meskipun secara historis penerimaannya berlangsung lebih lambat dibanding NU,” jelasnya.

Sementara itu, Dosen Universitas Islam Jember, Dr Muhammad Hoiru Nail, menilai bahwa gagasan Prof Ali Masykur dalam buku tersebut menjadi pengingat penting bahwa Islam dan Pancasila tidak pernah bertentangan.

“Buku ini menjadi jembatan pemikiran antara agama dan negara. Keduanya berjalan selaras dalam konteks keindonesiaan,” pungkasnya.