Prihatin Polarisasi Jelang Pemilu, Tokoh Gerakan Nurani Bangsa Ajak
Kawal Keutuhan Bangsa

Serang – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menerima kunjungan
para tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di
Istana Wapres, Jakarta, Kamis pekan lalu. Para tokoh bangsa tersebut
hadir untuk mengajak bersama-sama melakukan gerakan menjaga keutuhan
bangsa, khususnya dengan adanya Pemilu 2024.

“Jadi saya memang menerima delegasi para tokoh bangsa. Mereka prihatin
terhadap kondisi bangsa Indonesia apabila tidak dikawal, karena adanya
polarisasi akibat Pemilu, bisa saja itu terjadi pembelahan. Jadi
mereka itu me-warning, minta juga kepada saya untuk bersama-sama
berperan mengawal keutuhan bangsa,” terang Wapres saat memberikan
keterangan pers nya usai melakukan peluncuran “Tanara Clean Up” di
Aula Pesantren An-Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024).

Atas ajakan tersebut, Wapres menuturkan bahwa dirinya menyambut baik
gerakan yang digagas para tokoh bangsa tersebut, yang disebut sebagai
Gerakan Nurani Bangsa. Ia pun meyakini bahwa gerakan yang bersumber
dari hati nurani ini akan mendapatkan respons positif dari orang-orang
yang berhati bersih dan berakal sehat.

“Tentu saja karena temanya itu merawat, mengawal keutuhan bangsa, itu
saya merespons dengan baik, dan memang itu semua harus melakukannya,
yang artinya yang kata mereka hati nurani, yang hatinya bersih saya
bilang, akalnya sehat, tentu semua akan merespons ajakan ini,”
urainya.

Lebih jauh, Wapres mengungkapkan bahwa gerakan menjaga keutuhan bangsa
memang harus terus digaungkan kepada seluruh komponen bangsa dengan
saling mengingatkan.

“Termasuk juga kepada mereka yang sedang berkontestasi [dalam Pemilu],
baik para pemimpinnya maupun masyarakat di bawah, perbedaan pilihan
[politik] tidak boleh menjadi perpecahan,” tegasnya.

Menurut Wapres, apabila bangsa Indonesia sampai terpecah, maka hal ini
sama dengan mengkhianati para pendiri bangsa yang telah bersusah payah
menyatukannya pada masa lampau.

“Kita bisa bayangkan, Indonesia yang seluas ini dari Sabang sampai
Merauke dengan berbagai ras dan agama, pada masa itu mereka bisa
menjadikan kita bersatu, dalam wadah NKRI,” tutur Wapres.

“Itu saya kira bukan [perkara] gampang, transportasi belum ada, alat
komunikasi belum ada, tapi luar biasa para pendiri bangsa itu,”
imbuhnya.

Oleh sebab itu, tegas Wapres, NKRI sebagai amanat para pendiri bangsa
harus terus dijaga keutuhannya untuk diwariskan kepada generasi
mendatang. Ia pun mengajak para tokoh lain untuk terus membantu
merajut persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
masyarakatnya.

“Jadi saya merasa bahwa ajakan ini, ajakan suci, dan menjaga amanat
para pendiri bangsa. Saya kira itu intinya, karena itu saya mengajak
yang lain mari kita jaga [bangsa ini], tidak semua kemudian larut di
dalam situasi yang mengemukakan perbedaan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, beberapa tokoh bangsa yang menemui Wapres pada
Kamis yang lalu adalah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish
Shihab, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim
Wibisono, Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid.

Mendampingi Wapres saat memberikan keterangan pers kali ini, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Staf TNI Angkatan
Laut Muhammad Ali, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar, serta Staf Khusus
Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.