Poso – Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi, Kapolda Sulawesi Tengah mengungkapkan bahwa Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Satuan Tugas (Satgas) Tinombala untuk fokus mengejar tujuh anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tersisa di Poso, Sulawesi Tengah.
Menurutnya, Presiden sangat mengapresiasi keberhasilan Satgas Tinombala yang berhasil mempersempit ruang gerak anggota MIT. Hal itu diungkapkan Presiden ketika menggelar pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi, Panglima Komando Daerah Militer XIII Merdeka, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito, dan Satgas Tinombala di Poso.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menanyakan bagaimana pasukan Satgas Tinombala berhasil menemukan dan menembak dua orang dari sembilan DPO tersebut. Kapolda Sulawesi Tengah itu menjelaskan bahwa mereka ditemukan di tengah hutan wilayah Gunung Biru.
“Kalau perjalanan dari Desa Tamanjeka sekitar empat hari untuk masyarakat umum karena medannya yang cukup berat,” jelas Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi seperti dilansir antaranews, Rabu (17/5/2017).
Dua orang DPO dinyatakan tewas dalam baku tembak di Desa Kilo Atas, daerah Simpang Angin wilayah Gunung Biru, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawasi Tengah, Senin (15/5/2017), sekitar pukul 12.05 WITA. Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Firdaus alias Daus alias Barok alias Rangga asal Bima, Nusa Tenggara Barat.
Tujuh orang DPO yang tersisa menjadi target perburuan, yakni Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon asal Poso. Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar asal Poso. Qatar alias Farel asal Bima Nusa Tenggara Barat. Nae alias Galuh asal Bima Nusa Tenggara Barat. Basir alias Romzi asal Bima Nusa Tenggara Barat. Abu Alim dan Kholid asal Bima Nusa Tenggara Barat.
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah itu, keberhasilan operasi itu merupakan hasil kerja sama antara personel gabungan TNI dan Polri yang setiap saat melakukan evaluasi baik di Palu, Poso maupun Manado.